Ulamaku berjalan sendiri, tanpa hiasan, tanpa
barisan dan tanpa pengawalan,
Baginya cukuplah pertolongan dan perlindungan
Allah SWT yang menguatkannya.
Barisan Shaft Shalat dalam Masjid dan Surau
adalah kebahagiaannya
Ulamaku berjalan sendiri namun mendekati
seluruh ummat.
Bukan ulama yang memiliki sedikit jamaah namun
meninggalkan ummat yang lain.
Keterbatasan ilmu yang dimiliki, menjadikan
mereka sombong dan merasa lebih suci.
Ulamaku berjalan biasa. Bukan melintas cepat
dengan kereta kencana.
Dengan berjalan ia ingin setiap langkahnya
bermanfaat bagi seluruh ummat.
Ulamaku tidak ingin ada ummat yang
mengagungkannya.
Karna baginya hanya Allah SWT lah yang pantas
diagungkan.
Dan tiada keharusan bagi setiap ummat untuk
mengikuti seluruh ucapan dan tindakannya.
Karena baginya, hanya Muhammad Rasulullah SAW
lah yang harus diikuti bagi setiap kaum muslimin.
Ulamaku mencintai seluruh ummat. Karna baginya,
keyakinan akan Rukun Islam adalah persaudaraan bagi seluruh kaum muslimin.
Ulamaku mencintai seluruh manusia.
Karna beliau sadar bahwa seluruh manusia yang
ada adalah hasil karya Sang Maha Pencipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar