Saat kita mengalami ujian atau cobaan atau musibah, seringkali
terlahir secara nyata atau hanya sekedar dalam benak saja ucapan 'untung
hanya begitu...' atau 'untung hanya begini'. Dalam kondisi terpahit
sekalipun hati tetap konsisten pada titik rasa keberuntungan. Ucapan
yang demikian itu dipantulkan dari cahaya hati orang-orang yang tegar
dan memiliki kemampuan bersabar.
Mereka adalah orang-orang yang memahami betul bahwa Allah memberikan ujian hanya 'sedikit' saja. Iya, kadar ujian 'sangat sedikit' jika dibandingkan dengan kemampuan dan potensi yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
Ada banyak komentar, mengapa masih ada saja orang sampai stress saat menghadapi masalahnya bahkan hingga bunuh diri semisal karena cemburu atau putus cinta...? Bukankah Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan manusia...? Seolah-olah Allah kok Maha zholim dalam memberi ujian atau Allah Maha salah sasaran saat memberi cobaan.
Logika simple, seorang guru tidak akan memberikan soal ujian SMP kepada anak SD, soal ujian SMA tidak akan pula diberikan kepada anak SMP dan seterusnya. Sudah disesuaikan dan distandardkan, namun kenapa hasilnya bisa berbeda-beda, ada yang lancar, ada yang setengah lancar, ada yang seperempat lancar, ada yang tersendat sendat dan bahkan ada yang tidak mampu mengerjakannya sama sekali. Kira-kira masalahnya ada pada si pembuat ujian ataukah soal ujian ataukah yang mengikuti ujian yang tidak mampu menggunakan potensi dan kemampuan yang dianugerahkan...?
Katakan: ya masalah, Allahku Maha Besar dan jangan katakan Ya Allah, masalahku besar.
Mereka adalah orang-orang yang memahami betul bahwa Allah memberikan ujian hanya 'sedikit' saja. Iya, kadar ujian 'sangat sedikit' jika dibandingkan dengan kemampuan dan potensi yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
Ada banyak komentar, mengapa masih ada saja orang sampai stress saat menghadapi masalahnya bahkan hingga bunuh diri semisal karena cemburu atau putus cinta...? Bukankah Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan manusia...? Seolah-olah Allah kok Maha zholim dalam memberi ujian atau Allah Maha salah sasaran saat memberi cobaan.
Logika simple, seorang guru tidak akan memberikan soal ujian SMP kepada anak SD, soal ujian SMA tidak akan pula diberikan kepada anak SMP dan seterusnya. Sudah disesuaikan dan distandardkan, namun kenapa hasilnya bisa berbeda-beda, ada yang lancar, ada yang setengah lancar, ada yang seperempat lancar, ada yang tersendat sendat dan bahkan ada yang tidak mampu mengerjakannya sama sekali. Kira-kira masalahnya ada pada si pembuat ujian ataukah soal ujian ataukah yang mengikuti ujian yang tidak mampu menggunakan potensi dan kemampuan yang dianugerahkan...?
Katakan: ya masalah, Allahku Maha Besar dan jangan katakan Ya Allah, masalahku besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar