Muqoddimah Khutbah Khusus Bulan Muharram
Jama’ah Sidang Jum’at Rohimakumulloh…
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah…
Mari kita dalam memasuki tahun baru 1440 H ini dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan. Makna Hijrah adalah berpindah, berpindah
dari maksiat menuju taat, berpindah dari rasa malas menuju rajin, dari sifat
pesimis menuju optimis, berpindah dari keterpurukan menjadi semangat untuk maju,
Hijrah menuju Allah dan Rasul, Hijrah dari kegelapan menuju terang benderang,
Hijrah dari akhlak tercela ke akhlak terpuji, Hijrah dari budak nafsu duniawi menuju
menjadi hamba Allah yang sejati.
Jama’ah Sidang Jum’at Rohimakumulloh…
HIJRAH terdiri dari 6
Huruf, apabila dijabarkan…
H = Hadirkan
Allah disetiap waktu kita dan merasa kalau
kita selalu dilihat diawasi oleh Allah, kalau merasa dilihat oleh Allah tentu
akan takut untuk melakukan maksiat dan perbuatan dosa
I = Ikhlaskanlah
apa yang kita lakukan, rumus ikhlas
itu kerjakan–lupakan, jadi jangan pernah diingat-ingat lagi amal baik kita,
biarkan saja, terserah Allah saja. Yang penting kita berbuat baik semata-mata
mencari ridlo Allah SWT.
J = Jauhi segala
macam yang Allah benci, kenapa… kalau kita
melalukan apa yng dibenci Allah SWT, berarti kita mengundang marah-murka-Nya
Allah
R = Raih Ridlo
Allah dengan 3 cara,
1. Asholatu ‘ala waqtiha
(sholat tepat waktu)
2. Birrul walidain
(mencitai-berbakti kepada Orang Tua)
3. Jihad Fi
sabilillah (bersungguh-sungguh untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
mencoba sebaik mungkin tuk meneladani Rasul)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda,
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: ” سَأَلْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟
قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ
الله (رواه البخاري)
A = Amal baik
sekecil apapun jangan pernah disepelekan, melihat sampah berserakan, ambil-buang, dan banyak lagi amal-amal
yang lainnya
H = Hadiahnya
adalah surga, ketika kita
ingin masuk surga…taatilah semua perintah Allah, jauhi semua larangannya dan
hidup bersama damainya dalam cinta dan kasih sayangnya Allah SWT
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh…
Tahun baru Islam menjadi momentum intropeksi bagi setiap individu
manusia guna memperbaiki kualitas diri yang pada gilirannya mengantarkan umat
pada kemajuan dan kejayaannya. Allah swt. telah berfirman dalam al-Qur’an:
إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّىٰ
يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”, (QS. Ar-Ra’du: 11)
Selama suatu kaum enggan melakukan evaluasi diri dan membenahi kekurangan, kemunduran serta
ketertinggalannya, maka Allah swt. tidak akan menjadikan mereka umat yang maju. Perubahan pemimpin, pergantian presiden, bahkan
imam masjid seperti imam tarawih dibulan ramadhan ataupun lingkungan tidak akan
bisa merubah seseorang jika tidak ada niatan dari dirinya sendiri.
Tahun Baru Islam
dengan spirit perubahan dan kemajuan ini harus ditanamkan agar kita dan bangsa
ini semakin maju, optimisme dikalangan kita dan bangsa Indonesia
harus terus-menerus digelorakan. Semangat hijrah mulai dari jiwa, pikiran
atau pandangan, semangat serta tekad yang disertai bekerja lebih keras harus
dibudayakan dikalangan kita sebagi umat Islam dan bangsa Indonesia. Mari kita jadikan muhasabah ditahun baru hijriyah ini sebagai
sarana peningkatan kualitas taqwa, iman, dan amal soleh.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah…
Para ulama sudah mengklasifikasikan jenis
amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram yaitu; 1) melakukan
shalat, 2) berpuasa, 3) menyambung silaturrahim, 4) bershadaqah, 5) mandi,
6) memakai celak mata, 7) berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang
meninggal), 8) menjenguk orang sakit, 9) menambah nafkah keluarga, 10) memotong
kuku, 11) mengusap kepala anak yatim, 12) membaca surat al-Ikhlas sebanyak 1000
kali. Untuk mempermudah ingatan, sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk
nadham yang dinukil As-Syaikh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was
Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur:
فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْـنَـتَانِ
وَلَـهَا فَضْلٌ نُقِلْ
صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالِمًا عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ
الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ
قُلْ اَلْفَ تَصِلْ
Semoga Bermanfaat, Wallohu A'lam Bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar