Secara literal hijrah berasal dari kata
"hajara'. Al Mu’jam al Wasith menyebutkan : "hajara" berarti
"taraka min makan ila makan" ; meninggalkan satu tempat menuju ke
tempat lain dalam arti fisikal. Ia juga berarti "i’tazala" memisahkan
diri atau "tabaa’ada" menjauhkan diri. Ia juga bisa berarti
"taraka wathanahu", dia meninggalkan tanah airnya. Dalam bahasa
sekarang disebut "migrasi".
Sementara al Raghib al Isfahani dalam
"Mufradat Alfazh al Qur-an" menyatakan bahwa kata "hajara"
berarti :
مفارقة الانسان غيره اما بالبدن او باللسان او بالقلب
“mufaraqah al Insan ghairahu imma bi al badan
aw bi al lisan aw bi al qalb"
(meninggalkan orang lain baik secara fisik,
ucapan atau hati).
Ini menunjukkan bahwa hijrah memiliki makna
yang jauh lebih luas dari sekedar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat
yang lain (migrasi).
Hijrah berarti juga mendiamkan atau membiarkan.
Al Isfahani selanjutnya mengemukakan makna terminologis hijrah. Hijrah adalah
keluar dari rumah atau wilayah kafir (dar al kufr), sebuah terma yang bermakna
suasana kezaliman, menuju rumah atau wilayah iman (dar al iman), yang bermakna
suasana aman dan damai. Di sini tampak bahwa hijrah mengandung makna teologis,
yakni sebuah sikap meninggalkan keyakinan yang mengingkari Tuhan Yang Maha Esa
dan tindakan kezaliman menuju pada sikap mempercayai Tuhan Yang Maha Esa
berikut seluruh missi agung-Nya. Pemaknaan ini diambil dari sejumlah ayat al
Qur-an. Misalnya :
وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ فِي اللّهِ مِن بَعْدِ
مَا ظُلِمُواْ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ
لَوْ كَانُواْ يَعْلَمُونَ
“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka
dizalimi pasti Kami sediakan untuk mereka tempat yang baik di dunia”.(Q.S. al Nahl,16: 41)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ
آوَوا وَّنَصَرُوا أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا . لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ
كَرِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah
serta berjuang pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki
(nikmat) yang mulia.” (Q.S.al Anfal 8:74.
Dalam banyak pandangan, ayat-ayat tentang
hijrah di atas dapat menunjuk pada makna-makna yang terkait dengan dimensi
moralitas dan religius. Mereka mengatakan bahwa hijrah berarti:
هجران الشهوة والاخلاق الذميمة و الخطايا
“meninggalkan hasrat-hasrat yang rendah,
moralitas yang buruk dan kekeliruan-kekeliruan (dosa-dosa)” menuju kepada
kehidupan yang lebih religius dan bermoral mulia".
Jadi, selama kau belum meninggalkan mencacimaki
orang lain, memfitnah, menghina, merendahkan, memusuhi, berbohong dan sejenis
itu semua, maka kau belum berhijrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar