ISIS datang di Irak dan Suriah dengan
janji indah menegakkan Syariat Islam melalui Khilafah. Mereka membawa
panji-panji bertuliskan Kalimat Tauhid. Banyak yang terbuai dengan harapan
"Hidup Mulia atau Mati Syahid". Namun yang terjadi kemudian adalah
kehidupan barbar. Mutilasi dimana-mana. Perempuan bahkan bocah tak berdosa
banyak yang diperkosa. Perilaku yang ditunjukkan adalah perilaku iblis. Meski
kemana-mana membawa simbol suci (Tauhid).
Apa akibat yang terjadi setelahnya?
Simbol Tauhid menjadi entitas yang mengerikan. Bukan lagi menjadi hal yang
sakral. Padahal Tauhid adalah dasar Akidah bagi Umat Islam. Inilah
kenyataannya, bahwa Islam mengalami fitnah yang sangat besar. Akibat ulah
orang-orang yang bersekutu dengan Iblis. Mereka melakukan Ritual Sulfiah dalam
Ilmu Sihir. Yaitu memakai simbol-simbol suci yang digunakan untuk berbagai
kemaksiatan. Seperti halnya membunuh dan memperkosa.
Kini fitnah itu datang ke Indonesia.
Simbol Tauhid dipakai sebagai atribut untuk makar. Menjanjikan khilafah sebagai
solusi kehidupan. Bagaikan tersihir, banyak masyarakat yang terbuai. Mulai
tataran elit hingga masyarakat bawah. Dari professor hingga mahasiswa. Mereka
ingin menggulingkan dan mengganti pemerintahan yang sah. Dan itu bisa menjadi
pintu masuk untuk menciptakan kekacauan sebagaimana yang terjadi di Irak dan
Suriah.
Dan kemarin kita menyaksikan aksi
mahasiswa di Riau yang menuntut Presiden untuk turun. Padahal pemilu dengan
sistem demokrasi sudah didepan mata. Mereka membakar pocong yang diberi nama
dan foto Presiden. Jelas ini adalah perbuatan barbar dan tak beradab. Lebih
mirip pada praktek Ilmu Sihir daripada Keilmuan Akademis mereka. Sebagaimana
ritual Al Atsar dalam Ilmu Sihir, yaitu dengan menggunakan media benda (boneka,
foto dll) yang disyaratkan oleh Iblis.
Masih
belum terlambat untuk mencegah dan melawannya. Meski ancaman itu sudah nyata
adanya. Tugas kita semua sebagai Anak Bangsa untuk bahu-membahu menjaga Ibu
Pertiwi. Dan semoga negeri ini senantiasa diberi kekuatan dan selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amin..Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar