Muqoddimah
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Persoalan pemimpin dalam Islam sangat krusial.
Ia dibutuhkan dalam masyarakat atau komunitas bahkan dalam lingkup yang sangat
kecil sekalipun. Adanya pemimpin mengandaikan adanya sistem secara lebih
terarah. Tentu saja pemimpin di sini bukan seseorang dengan otoritas mutlak. Ia
dibatasi oleh syarat-syarat tertentu yang membuatnya harus berjalan di atas
jalan yang benar.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda:
إِذَاكَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
“Bila ada tiga orang bepergian, hendaknya
mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud)
Hadits ini memuat pesan bahwa kepemimpinan
adalah hal penting dalam sebuah aktivitas bersama. Perjalanan tiga orang bisa
dikatakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim kecil. Artinya, perintah Nabi
tersebut tentu lebih relevan lagi bila diterapkan dalam konteks komunitas yang
lebih besar, mulai dari tingkat rukun tentangga (RT), rukun warga (RW), desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga negara. Juga ada lingkup-lingkup
aktivitas lainnya yang memperlukan kebersamaan. Hadirnya pemimpin membuat
kerumunan massa menjadi jamaah yang terorganisasi: ada tujuan, pembagian peran,
dan aturan yang ditegakkan bersama.
Bisa dibayangkan seandainya sebuah wilayah
dengan populasi penduduk yang banyak tanpa pemimpin. Tentu kekacauan akan ada
di mana-mana, karena kehidupan sosial tidak terkontrol, kejahatan tanpa sanksi,
dan sumber daya alam tidak terkelola secara tertib.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dengan demikian, kita sebagai Muslim sekaligus
warga negara yang baik punya tanggung jawab untuk mengangkat pemimpin. Dalam
sistem pemilihan umum yang dianut di Indonesia, partisipasi masyarakat dalam
memilih sangat signifikan. Pilihan mereka menentukan kualitas kepemimpinan di
masa-masa yang akan datang. Pertanyaannya adalah pemimpin seperti apa mesti
kita pilih?
Sebagaimana yang tersemat dalam diri
Rasulullah, kriteria pemimpin setidaknya memiliki empat sifat, yakni shiddiq
(jujur), amanah (bertanggung jawab dan dapat terpercaya), tabligh (aspiratif
dan dekat dengan rakyat), fathanah (cerdas, visioner). Inilah sifat-sifat ideal
yang mesti ada dalam diri pemimpin, di mana pun levelnya, apa pun jenis
institusinya.
Kita bisa saja pesimis terhadap pilihan-pilihan
yang ada di hadapan kita karena tidak memenuhi idealitas empat kriteria tadi.
Tapi keputusan untuk diam sama sekali, misalnya dengan menjadi golput, jelas
tidak lebih baik. Sebab, umat tidak dipaksa memenuhi idealitas ketika hal itu
tidak memungkinkan, tapi ia berkewajiban berikhtiar membuat pilihan yang
“paling ideal” di antara orang-orang yang tak ideal. Atau dengan bahasa lain,
memilih terbaik di antara yang baik.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (Q.S. An-Nisa 59). Ulil amri dalam hal ini pemerintah telah
menetapkan mekanisme memilih pemimpin kepemerintahan melalui pemilihan umum
yang demokrasi dan bersifat LUBER (langsung, Umum, Bebas, Rahasia).
Demikianlah, partisipasi masyarakat dalam hal
kepemimpinan amatlah penting, dan lebih penting lagi memilih pemimpin yang
benar-benar berpihak pada kemaslahatan orang banyak. Hal itu tentu tak akan
terwujud bila tidak dimulai dari diri kita sendiri. Sekali lagi, “Jika rakyat
ingin terbebas dari pemimpin yang zalim maka ia harus meninggalkan perbuatan
zalim itu sendiri.”
Setelah pemilu selesai, mari kita saling
bermaaf-maafan, rukun dan guyub kembali, perbedaan-perpecahan yang pernah
terjadi, kita hapus kita lebur. Bersatu dan tetap satu dalam naungan NKRI
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kita berdoa semoga hasil pemilihan umum di
Indonesia, di mana pun berada, berjalan dengan aman, damai, adil, dan jujur. Dan
pemimpin yang terpilih dalam menjalankan amanahnya, peduli dan mencintai
rakyatnya sehingga dapat mewujudkan rasa keadilan sosial bagi seluruh warganya.
Kita sebagai warga negara semoga dapat memberikan hal terbaik bagi bangsa dan
negara ini. Wallahu a’lam.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وإذ قال ربك للملائكة
إني جاعل في الأرض خليفة
Q.S. Al Baqarah 30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar