Senin, 20 Februari 2017

Ulamaku Berjalan Sendiri, Tanpa Hiasan, Tanpa Barisan dan Tanpa Pengawalan

Ulamaku berjalan sendiri, tanpa hiasan, tanpa barisan dan tanpa pengawalan,
Baginya cukuplah pertolongan dan perlindungan Allah SWT yang menguatkannya.
Barisan Shaft Shalat dalam Masjid dan Surau adalah kebahagiaannya

Ulamaku berjalan sendiri namun mendekati seluruh ummat.
Bukan ulama yang memiliki sedikit jamaah namun meninggalkan ummat yang lain.
Keterbatasan ilmu yang dimiliki, menjadikan mereka sombong dan merasa lebih suci.


Ulamaku berjalan biasa. Bukan melintas cepat dengan kereta kencana.
Dengan berjalan ia ingin setiap langkahnya bermanfaat bagi seluruh ummat.

Ulamaku tidak ingin ada ummat yang mengagungkannya.
Karna baginya hanya Allah SWT lah yang pantas diagungkan.
Dan tiada keharusan bagi setiap ummat untuk mengikuti seluruh ucapan dan tindakannya.
Karena baginya, hanya Muhammad Rasulullah SAW lah yang harus diikuti bagi setiap kaum muslimin.

Ulamaku mencintai seluruh ummat. Karna baginya, keyakinan akan Rukun Islam adalah persaudaraan bagi seluruh kaum muslimin.

Ulamaku mencintai seluruh manusia.
Karna beliau sadar bahwa seluruh manusia yang ada adalah hasil karya Sang Maha Pencipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar