Kamis, 02 Februari 2017

Anakku, Maafkan Bentakan Ayah Dan Bundamu Dulu

Kami dulu tidak sadar, ketika Anak Kami bandel, dihadapi dengan bentakkan, itu artinya kami sedang mengajari Anak Kami, bahwa cara menghadapi kebandelan harus dengan kebandelan yang serupa, cara merespons ketidaksetujuan harus dengan perlawanan. Ketika dulu kami mencegah kenakalan Anak Kami dengan bentakan dan hardikan hakikatnya kami sedang mengajari, "Anakku, kalau ada orang nakal atau menyinggungmu, bentak, hardik, dan lawanlah dengan kekerasan!"

Dan Anak Kami, kami bentuk dengan karakter demikian, hingga di jelang usia dewasanya kini, karakter itu benar-benar membentuk kepribadian Anak Kami. Dia bengal dan melawan siapa saja yang tidak disetujuinya. Dan tentu kamilah yang mengunduh pertama kali kebengalan Anak Kami. Sekarang keadaan terbalik, dulu Anak Kami yang kerap kami bentak-bentak dan kami cegah keinginannya dengan keras, kini Anak Kami kerap melakukan itu kepada kami.
Dan aku amati, ternyata bukan hanya Anak Kami yang terbentuk karakter pembangkang seperti itu, hampir setiap anak yang kujampai bertemperamen pembangkang, dia di masa kecilnya sering diperlakukan keras oleh orang tuanya.
Karena pengalaman ini, dengan 2 adik Anak Kami, aku dan suami tidak lagi berani sesangar dulu ketika menghadapi Anak Kami kecil. Dua adiknya kami beri kelembutan sebanyak mungkin. Bahkan, ketika mereka jengkel pada kami, kami sengaja mengalah, biar mereka tahu kalau menghadapi ketidaksetujuan adalah dengan kerendahan hati.
Namun hidup ini bukan hanya berisi kelembutan dan kerendahan hati, ada kalanya hidup ini perlu ketegasan dan keberanian. Kalau adik-adik Anak Kami hanya kami ajari mengalah, lembut dan rendah hati bisa jadi mereka menjadi anak-anak bermental redup. Sebab ini, ketika adik-adik Anak Kami terlihat tidak berani nakal, kami ajari mereka untuk nakal dan bandel, agar keberanian dan kecerdasan mengambil keputusan terbentuk.
Cukuplah Anak Kami yang jadi korban kebodohan kami orang tuanya, "Anak Kami, Anak Kami, maafkan bentakan ayah dan bundamu dulu."
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [Q.S. Al-Furqān: 74]

Mencegah Kenakalan anak dengan bentakan dan hardikan hakikatnya si orang tua sedang mengajari "Nak, kalau ada orang nakal atau menyinggungmu, bentak dia, hardik dia, dan lawanlah dia dengan kekerasan "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar