Jumat, 19 Oktober 2018

Khutbah: Jangan Merasa Aman, Jangan Karena Merasa Nyaman, Setiap Orang Yang Beriman, Pasti Akan Diberi Cobaan Dan Ujian


اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ, اَشْهَدُ أَنْ لآ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِيـَّاهُ مُخْلِصِيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَلَّذِيْنَ هُمْ لِطَاعَتِهِمْ خَالِصُوْنَ. اَمَّا بَعْدُ: فَياَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْـمِ : الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita tingkatkan kwalitas taqwa kita kepada Allah swt. bertaubatlah selalu kepada Allah dengan meminta ampunan kepadanya.

Dalam beberapa bulan, minggu terakhir, terjadi beberapa musibah yang melanda negeri kita. Mulai dari gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi (pencairan tanah) yang menyebabkan amblasnya tanah dan meruntuhkan bangunan di atas bumi, banjir bandang. Kejadian tersebut membuat kita semua prihatin dan sedih atas musibah yang menimpa terhadap saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana alam. Saudara-saudara kita yang meninggal akibat bencana tersebut mencapai ribuan. Rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum juga mengalami kehancuran. Dalam konteks seperti ini, yang paling tepat adalah mengembalikan status bencana kepada Allah Swt. Dalam QS al-Baqarah ayat 156, Allah berfirman yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn’ (sesungguhnya kita semua milik Allah dan kepada Allah pula kita semua kembali).

Senin, 15 Oktober 2018

Dakwah Ala Walisongo Kini Sudah Berubah Menjadi Dakwah “Singo”

Dakwah ala Walisongo kini sudah berubah menjadi dakwah “singo”, Rindu Hikmah yang mulai Luntur.
Jasa walisongo begitu terasa bagaimana bermodal dakwah secara hikmah (bijaksana) mengubah dogmatif sekte bahkan keyakinan keliru yang sudah mendarahdaging di nusantara menjadi negeri mayoritas muslim.

Tanya Jawab Soal Membuang Kepala Kerbau Ke Laut

T: Ust, bolehkah kita membuang kepala kerbau ke laut selatan?
J: Boleh, asalkan benar-benar niat membuang.
T: Maksudnya?

Semua yang terjadi di atas muka bumi ini atas kehendak Qudrah Irodahnya Allah Swt

“Apabila seseorang bertanya pada orang lain, apakah malam ini baik untuk di gunakan akad nikah atau pindah rumah maka pertanyaan seperti tidak perlu dijawab, karena nabi pembawa syariat melarang meyakini hal semacam itu dan mencegahnya dengan pencegahan yang sempurna maka tidak ada pertimbangan lagi bagi orang yang masih suka mengerjakannya, Imam Ibnu Farkah menuturkan dengan menyadur pendapat Imam syafii: Bila ahli nujum tersebut meyakini bahwa yang menjadikan segala sesuatu hanya Allah hanya saja Allah menjadikan sebab akibat dalam setiap kebiasaan maka keyakinan semacam ini tidak apa-apa yang bermasalah dan tercela adalah bila seseorang berkeyakinan bahwa bintang-bintang dan makhluk lain adalah yang mempengaruhi akan terjadinya sesuatu itu sendiri (bukan Allah)”. [ Ghayat al Talkhis al Murad Hal 206 ].

Minggu, 14 Oktober 2018

Ada Dua Cara Orang Membedakan Pendapat yang Benar Dari yang Salah

Ada dua cara orang membedakan pendapat yang benar dari yang salah: (1) cara awam dan (2) cara akademis. Cara awam biasanya berpusat pada SIAPA yang menyampaikan pendapat, sementara cara yang akademis menekankan pentingnya APA yang disampaikan. Dalam cara yang pertama, apapun yang dikemukakan oleh si empunya pemikran tidaklah penting. Asal pemikiran tersebut disampaikan oleh orang yang dipercaya oleh orang awam tersebut, ia akan menerima apapun yang dikemukakannya. Sebaliknya, nggak penting pendapatnya apa, asal disampaikan oleh orang yang dianggap musuh oleh si orang awam, ia akan menolaknya.

Rabu, 10 Oktober 2018

Gus Muwafiq: Ngislamke Wong Jowo Angel! Ojo Titik' Muni BID'AH, MUSYRIK, SYIRIK

Ngislamke wong jowo angel! Ojo titik' muni BID'AH, MUSYRIK, SYIRIK
(Mengislamkan orang Jawa itu sungguh berat! Maka jangan sedikit-sedikit menuduh bid'ah, musyrik, syirik!)

Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda yang sudah menceritakan santri NU, namanya Christia Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam Indonesia.

Dunia Terlalu Sempit Untuk Jadi Tempat Turunnya Azab

Dunia terlalu sempit untuk jadi tempat turunnya azab. Bahkan dunia tak kuasa menerima datangnya pahala.
Sebab dunia hanya tempat beramal, di akhirat manusia menerima balasannya.

Belajar "kehidupan" dari PUNOKAWAN

Dalam dunia pewayangan istilah sedulur papat lima pancer merupakan simbolisasi ksatria dan empat abdinya. Sedulur papat adalah punokawan, lima pancer adalah ksatriya.
Dalam hal ini, yang dinamakan punokawan yakni Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk dan Bagong sebagai pengiring para ksatria Pandawa. Kehadiran mereka seringkali hanya dianggap sebagai tambahan yang kurang diperhitungkan dan untuk menghadirkan lelucon saja, padahal kerap menentukan arah perubahan.

Gempa Bumi Musibah Atau Ujian?

Musibah dan Ujian dalam pandangan bahasa kita tidak terlalu jelas perbedaannya. Namun dalam bahasa Arab keduanya dibedakan. Seingat saya dalam salah satu penjelasan Prof. Quraisy Syihab diantara perbedaan keduanya bahwa (yang beliau kutip dari beberapa ulama):
1. Musibah karena kecerobohan manusia
2. Ujian adalah murni pemberian ujian dari Allah kepada makhlukNya.

Kisah Wali tidak Fasih Bacaan Fatihahnya

Ada ustadz muda ingin berguru kepada Syaikh Abu Said Abul Khair, seorang tokoh sufi yang terkenal karena karomahnya. Rumah guru sufi itu terletak di tengah-tengah padang pasir. Ketika ustadz muda itu tiba di rumahnya, Syaikh Abul Khair sedang mengaji. Pada waktu Syaikh Abul Khair membaca Surat Al-Fatihah, saat itulah ustadz muda ini kurang puas dengan makhraj bacaan al-Qur'an Abul Khair, yang dinilainya kurang fasih.