Belajar Al-Quran tidak bisa instan. Tak cukup
hanya andalkan terjemahan. Perlu proses panjang, konsistensi, ketekunan,
kesabaran. Lukman H. Saifuddin
Kamis, 30 Maret 2017
Apakah Para Sahabat Utama Itu Menyelisihi Keteladanan Rasulullah?
Banyak orang Islam berusaha
meniru Nabi secara harfiah
dengan menafikan hakikatnya
lantas terjebak pada penyeragaman
atas segala perilaku sehari-harinya
Kata Mutiara Tentang Pencari Ilmu
Penyakit santri / murid yang
paling buruk adalah menyepelekan guru, ustadz / kyainya setelah mendapatkan guru yang
lebih baik. Hasil yang didapatkan kemudian lebih mendalam itu bukan untuk
membanding-bandingkan antar guru, tetapi untuk menguatkan pemahaman dari guru
sebelumnya (Al Habib M. Luthfi bin Yahya)
Dawuh Mbah Maimoen Tentang Larangan Menghina Orang Munafiq Bahkan Iblis
Romo KH. Maimoen Zubair atau sering disebut
Mbah Moen pernah mengatakan begini; Hajjaj ats-Tsaqafi, siapa yang tidak kenal
panglima perang Dinasti Bani Umayyah ini, panglima yang dikecam banyak sahabat
dan tabi’in karena kekejamannya. Ketika bercerita tentang (diantara kekejaman)
beliau, Mbah Mun dawuh: “Jangan (ikut-ikutan) menghina Hajjaj! Meskipun dia
begitu, tapi kalau bukan karena jasanya tentu kita sekarang tidak bisa baca
al-Quran, karena beliaulah yang mengeluarkan perintah memberi tanda baca
al-Quran sehinga mudah dibaca”.
Rabu, 29 Maret 2017
Allah Menciptakan Sifat-Sifat Di Dalam Diri Kita Secara Seimbang
Allah menciptakan sifat-sifat di dalam diri
kita secara seimbang, ada Rajin ada Malas, ada Berani ada Takut, ada Segera ada
Menunda, dan ternyata semuanya itu untuk kebaikan jika digunakan semestinya ...
"Malas" umumnya berkonotasi negatif,
tetapi jika "Malas Bermaksiat" menjadi berkonotasi positif...
"Takut" umumnya berkonotasi negatif,
tetapi jika diasosiasikan dengan kata "Takut kepada Allah
(YahksyaLLah)" maka menjadi bermakna sangat positif.
"Menunda" umumnya berkonotasi
negatif, dan jika ditemani dengan kata atau kalimat "melakukan hal yang
tidak bermanfaat" maka akan bermakna positif...
Itu sebabnya, jangan pernah berniat
menghilangkan sifat MALAS, TAKUT, ataupun MENUNDA dalam diri ANDA, tapi asosiasikan
saja dengan kata atau kalimat yang akhirnya menjadi kalimat yang positif.
رَبَّنَا
مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.”
Jika selalu mampu berpikir dan mengarahkan
kepada yang baik, maka tidak pernah ada istilah buruk.
Tradisi Pesantren
Tradisi Pesantren....banyak istilah istilah
yang akrab di kalangan santri, misalnya, takror, syawir/musyawaroh, sorogan,
muhadloroh, takhoshus, ngaji mingguan, bandongan, poso mutih, ngrowot, ro'an,
ta'zir, goshob, khodim, lalaran, wetonan, ngaji kilatan atau pasaran, dan
seterusnya...istilah istilah tersebut merupakan wadah untuk internalisasi
bahkan transformasi ilmu pengetahuan misalnya sorogan adalah media bagi guru
untuk melihat tingkat pemahaman santri juga kemandirian santri dalam
belajar...ngaji bandongan, ini semacam seminar, sebagai wahana Kyai untuk
menyampaikan ilmunya kepada santri dan masyarakat...wetonan/mingguan adalah
media pembelajaran bagi masyarakat sekitar pesantren ,dst...media media
tersebut sangat layak sebagai upaya nencerdaskan bangsa ini melalui
tradisi...wallohu a'lam...
Bagi Masyarakat Indonesia, Tradisi NU Lebih Cocok
Meskipun
tidak menjadi anggota serta simpatisan, banyak kalangan yang merasa cocok
dengan tradisi NU. Mereka melakukan tahlilan, istigatsah, wirid dan sejenisnya
padahal bukan termasuk warga ataupun pengurus jam'iyah. Hal ini membuktikan
bahwa secara tradisi, masyarakat lebih cocok dengan yang telah diajarkan serta
dilakukan NU.
Gus Dur : Qur an itu terdiri dari 4 huruf
kalau ngaji QUR'AN itu harus sungguh2.sebab QUR'AN itu kalau ga syafaat ya
laknat
Pilihanya ya cuma 2 itu
QUR'AN itu hurufnya ada 4: قران
Khazanah Islam yang terus dihormati hingga sekarang
Khazanah Islam yang terus dihormati hingga sekarang,
seperti al-Qanun fi-th-Thibb karya Avicenna, Tahdzib al-Akhlaq karya Miskawaih,
Ihya' karya al-Ghazali, bahkan kumpulan cerita berbingkai Kisah Seribu Satu
Malam, ditulis ketika umat Islam terbuka terhadap segala macam budaya dan ilmu
dari pelbagai bangsa di dunia. Ketika al-Farabi berguru kepada ahli logika
Kristen, ketika Sultan Almohad memerintahkan Averroes untuk menulis mukhtasar
dan syarah terhadap karya-karya Aristoteles, atau ketika Ibn al-Muqaffa'
terpesona dan menerjemahkan kumpulan fabel dari Persia yang kemudian ia beri
judul Kalilah wa Dimnah. Aneh sebenarnya bila kini beberapa rekan Muslim
mengimpikan kejayaan kembali Islam tapi kebencian dan kecemasan mereka terhadap
segala yang berbau asing dan non-Islam begitu besarnya. Dan kemalasan mereka
untuk belajar? Nggak ketulungan! 😃 😃 😃
Perdebatan, Antara Debat & Debat ditambah (+) Kusir
Perdebatan itu, terutama yang dibumbui
dengan tambahan kusir, sulit akan membawa kita ke tingkat kebenaran yang lebih
tinggi. Soalnya, dalam ikhtiar kita untuk mengalahkan lawan bicara, kita
dipaksa untuk berpikir dalam kerangka berpikir lawan bicara kita. Akibatnya,
secara nggak sengaja kita ikut ketularan berpikir seperti lawan bicara kita.
Ambillah contoh pasal penistaan agama yang sekarang ini dialamatkan oleh orang
kepada Ahok. Pasal ini kan sebenarnya bagian dari undang-undang pemerintah Orde
Baru yang terkenal ngaret. Tapi begitu beberapa orang menggunakan pasal ini
untuk menyerang Ahok, orang-orang yang nggak setuju langsung ikut-ikutan
ketularan demam menuduh orang menista juga. Ada yang dituduh menista lambang
negara, ada yang dituduh menista etnis lain, ada yang dituduh menistakan agama
lain, dst dsb ....
Antara Pendapat Yang Benar dan Salah
"Pendapatku benar tetapi bisa jadi mengandung kesalahan,
sedangkan pendapatmu salah tetapi bisa jadi memiliki kebenaran..."
Demikianlah pernyataan Imam Syafi’i dalam menyikapi pendapat
keilmuan yang memang perbedaan itu merupakan sebuah keniscayaan.
Sebuah pernyataan dari pribadi berilmu yang dipenuhi sipat
tawadhu'.
Beliau tidak mengatakan;
"Pendapatku sudah pasti benar, sedangkan pendapatmu salah,
sesat dan menyesatkan..."
Ambil informasi dari berbagai sumber,
Dengar pendapat dari berbagai sisi,
Agar kita lebih bijak dalam menyimpulkan,
Agar kita lebih santun dalam bersikap...
Islam mengajarkan demikian..
Langganan:
Postingan (Atom)