Penyakit santri / murid yang
paling buruk adalah menyepelekan guru, ustadz / kyainya setelah mendapatkan guru yang
lebih baik. Hasil yang didapatkan kemudian lebih mendalam itu bukan untuk
membanding-bandingkan antar guru, tetapi untuk menguatkan pemahaman dari guru
sebelumnya (Al Habib M. Luthfi bin Yahya)
Santri itu jangan sekali-kali merasa lebih
pintar melebihi Kyai atau Gurunya, walaupun kenyataannya memang lebih pintar,
tetapi harus tetap menghormatinya. Bahkan kepada Guru yang mengajarkan kita huruf hijaiyah (KH. Abdulloh
Faqih)
Bisone Taqwa Iku Kudu Ngerti Disek, Terus
Bisone Ngerti Iku Kudu Ngaji Lan Belajar Disek (Untuk bertaqwa itu harus
berpengetahuan terlebih dahulu, kemudian untuk berpengetahuan harus ngaji dan
belajar terlebih dahulu) KH. Abdulloh Faqih
Sekolah iku penting,
tapi ngaji lewih penting (KH. Abdul Latief Badjuri)
Kowe sekolah model koyo
opo wae, ojo ninggalno ngaji (kamu mau sekolah model apapun, jangan pernah
meninggalkan ngaji kitab) KH. Maimoen Zubair
Ojo Pisan-Pisan Wani Marang Ulama' utowo Guru,
Soale Biso Dadekno Ora Kepenak Uripmu Lan Ora Barokah Ngilmu Serto Ngabdimu. (KH. Maimoen Zubair)
Karo toat, ilmu manfaat
(dengan ta’at, imu bias manfa’at) KH. Siradjul Millah Waddin Nawawie
(w.1988)
Orang yang merasa bodoh dan belajar, bisa
menjadi pintar. Orang yang merasa
pintar, tak akan pernah menjadi pintar. Gusmus
Orang akan tetap pandai, selama dia terus
belajar, bila dia berhenti belajar karena merasa sudah pandai, mulailah dia
bodoh. (Gusmus)
Sopo Wonge Ora Gelem Nanggung Rekoso Lan Ino
Ingdalem Mongso Luru Ngelmu, Mongko Ora Bakal Ngrasakno Manise Ngelmu. Ky.
Ahmad Sai'q (Jekulo)
Mengagungkan Guru adalah bagian dari
mengagungkan ILMU (Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar