Setiap penganut agama di dunia ini mempunyai
sebuah kitab yang dianggapnya sebagai kitab suci. Orang Hindu mempunyai Kitab
Wedha. Orang Budha mempunyai Kitab Tripitaka. Orang Yahudi mempunyai Kitab
Taurat. Orang Nasrani mempunyai Kitab Injil. Penganut Konghucu mempunyai Kitab
Tautehking. Orang Majusi mempunyai Kitab Zenavesta. Orang Kebatinan mempunyai
Kitab Serat Centani, Hidayat Jati, Darmo Gandul atau Gatoloco. Sementara kita,
orang Islam diberikan Kitab Al-Quran Al-Karim oleh Allah.
Mengapa kita yakini bahwa Al-Qur’an ini sebagai
kitab suci?
Pertama, ia bebas dari
intervensi dan investasi manusia. Ia sepenuhnya, baik isi maupun redaksi adalah
produk dari Allah Subhanahu Wata’ala. Kita meyakini Al-Qur’an sebagai kitab
suci karena sampai hari ini belum ada seorang pun yang sanggup membuat seperti
itu. Suatu kitab hanya dinamakan suci jika dia bersih dari investasi dan
intervensi manusia. Al-Qur’an ini, sejak turunnya 14 abad yang lalu telah
menantang, “Apabila kamu ragu-ragu terhHilya kebenaran Al-Qur’an yang Kami
turunkan kepada hamba Kami, Muhammad, atau kamu menyangka bahwa Al-Qur’an itu
hanya karangan Muhammad saja maka cobalah kamu buat sebuah surat semacam
Al-Qur’an. Apabila kamu tidak mampu melakukannya seorang diri maka ajaklah
seluruh teman-temanmu.”
Kedua, kita meyakini Al-Qur’an sebagai kitab
suci karena isi dan ajarannya sesuai dengan fitrah manusia. Suatu kitab
dinamakan suci jika ajarannya sejalan dengan fitrah manusia. Misalnya,
laki-laki memiliki nafsu terhadap perempuan dan perempuan suka terhadap
laki-laki. Hal ini adalah fitrahnya sebagai manusia. Jika ada kitab suci yang
melarang manusia untuk menikah maka kesucian kitab itu perlu diselidiki.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang sejalan dengan fitrah manusia maka ia
menganjurkan manusia yang mampu untuk melangsungkan pernikahan.
Contoh lain adalah secara fitrah manusia perlu
makan. Jika ada kitab suci yang menyuruh manusia untuk puasa terus-menerus dari
pagi sampai siang kemudian sore sampai malam lalu puasa lagi sampai pagi hari
maka hal itu sama saja menyuruh manusia untuk mati. Al-Qur’an sesuai dengan
fitrah manusia maka Islam melarang puasa wishol atau puasa ngableng atau puasa
nyambung artinya seseorang puasa dari mulai pagi hari sampai pagi kembali dan
tidak berbuka pada saat magrib. Puasa seperti ini bukan hanya tidak boleh
tetapi hukum melakukannya adalah haram. Kenapa? Karena hal itu bertentangan
dengan fitrah manusia.
Ketiga, kita meyakini Al-Qur’an sebagai kitab
suci karena isi Al-Qur’an tidak kontroversi artinya isinya tidak saling
bertentangan satu sama lain. Dalam ayat manapun Al-Qur’an mengajarkan bahwa
Allah itu esa. Contoh lainnya, jika satu kali Al-Qur’an menjelaskan sesuatu itu
adalah haram maka ia akan tetap berkata bahwa sesuatu itu adalah haram. Jika
sebuah kitab suci memiliki kontroversi, misalnya di satu ayat mengajarkan bahwa
Tuhan itu satu tetapi di ayat lainnya mengajarkan bahwa Tuhan itu ada tiga, di
ayat lain mengajarkan bahwa Tuhan itu ada empat maka nama kitab itu adalah
kitab kacau. Bagaimana suatu kitab disebut suci kalau isinya kontroversi satu
dengan yang lainnya?
Dari ketiga kriteria inilah kita meyakini bahwa
Al-Qur’an adalah kitab suci.
Ayat Al-Qur’an yang pertama diterima Nabi
Muhammad SAW adalah 5 ayat pertama surat Al-‘Alaq, ketika ia sedang berkhalwat
di Gua Hira, sebuah gua yang terletak di pegunungan sekitar kota Mekah, pada
tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran Nabi SAW bertepatan dengan (6
Agustus 610) dan hari itulah yang selama ini kita kenal sebagai hari Nuzulul
Qur'an. Kala itu usia Nabi SAW 40 tahun.
Allah Ta'ala berfirman :
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ
وَالْفُرْقَان...
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan menjadi pembeda antara yang haq
dengan yang bathil" (Al-Baqarah: 185).
Bulan Ramadhan merupakan yang di dalamnya
terlimpah berjuta ni'mat, salah satunya karena Al-Qur'an pertama kali
diturunkan pada bulan ini dan pada bulan ini pula terdapat satu malam kemuliaan
atau anugerah "lailatul qadar".
Sisi lain dari diturunkannya Al-Qur'an adalah
sebagai penyadaran bagi umat bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk yang sempurna dan
paripurna bagi orang-orang bertaqwa. Dan sebagai petunjuk kehidupan yang
mestinya kita jadikan Al-Qur'an sebagai pengarah langkah kehidupan kita,
pijakan setiap amal kita, parameter serta barometer segala kehidupan kita.
Karena Allah telah menegaskan bahwa petunjuk Al-Qur'an lah yang paling terjamin
segala kesempurnaan maupun kemurnian ajarannya.
Namun sayang banyak kita saksikan umat Islam
kembali kepada Al-Qur'an setelah mengalami berbagai krisis kehidupan. Al-Qur'an
hanya dijadikan pelarian ketika tidak ada lagi cara pemecahan lainnya. Ini
berarti Al-Qur'an yang asalnya adalah "cahaya kehidupan" yang harus
kita letakkan di depan langkah kita, baru diambil cahaya itu ketika
"tersandung dan jatuh". Mestinya kita tidak bersikap demikian, karena
kalau kita ingin sukses dunia akhirat, Al-Qur'an harus selalu ada di depan kita
dan memandu seluruh amal kita.
Mengapa kita harus berhukum pada Al-Qur'an?
1. Karena Al-Qur'an memuat segala aturan dan
permasalahan kehidupan kita, dan jawaban atas segala sisi kehidupan manusia.
Hal ini sangat logis karena Al-Qur'an diturunkan oleh Sang Maha Pencipta, Yang
Maha Mengetahui seluruh ciptaan-Nya dan segala seluk-beluknya yang sangat
rinci. Sehingga hanya Allah-lah yang paling pantas menentukan aturan kehidupan
ini. Sebagai gambaran paling mudah misalnya sebuah pabrik melemparkan produk
motor ke pasaran. Pabrik tersebut tentunya merancang mesin tersebut sesempurna
mungkin, sehingga dialah yang paling tahu seluk-beluk motor yang dilempar ke
pasaran. Disamping melempar produk, sebuah pabrik juga akan menyertakan
"caution", yakni petunjuk penggunaan dan perawatan mesin. Gunanya
agar motor yang dijual dapat berjalan baik selama mengikuti petunjuk perawatan,
seperti ketentuan check-up, ganti oli, perawatan mesin, bahan bakar yang mesti
digunakan, beserta larangan-larangan atau pantangannya. Bagi mereka
"patuh" dijamin motor awet dan tahan lama serta dapat berfungsi baik
sebagaimana mestinya. Tapi bagi mereka yang "tidak patuh atau ngeyel"
masih baru sudah diprotoli, maka dijamin tidak akan lama "umur motor
tersebut".
Demikian juga manusia diciptakan Allah
dilengkapi aturan "penggunaan dan perawatan". Selama manusia tertib
terhadap aturan main, Insya Allah dijamin awet, lancar dan bermanfaat dunia
akhirat, serta membahagiakan diri dan orang lain.
2. Al-Qur'an adalah aturan kehidupan yang
terjamin orisinalitasnya. Sebagai perundang-undangan kehidupan, Al-Qur'an
satu-satunya kitab yang tahan uji dan tahan terhadap berbagai upaya untuk
menyelewengkan atau merusak Al-Qur'an. Sebagaimana janji atau komitmen Allah :
إِنَّا
نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Kami telah menurunkan Al-Qur'an dan
Kami-lah yang senantiasa menjaganya" (Al-Hijr: 9).
Allah Azza wa Jalla berfirman,
لَا
يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ
"...Al-Qur'an tidak datang kepadanya suatu
kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang" (Fushilat: 42).
Komitmen ini dibuktikan dengan adanya mukjizat Al-Qur'an
yang mudah dihafal, dipahami dan diamalkan. Ini sesuai dengan tabiat bahasa
Arab yang mudah dihafal dan mudah dipahami serta diamalkan. Demikian juga
banyak kita lihat ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian Al-Qur'an,
Tumbuh suburnya Taman Pendidikan Al-Qur'an, TPA, TPQ, TK Al-Qur'an dan
sebagainya. Sehingga bila ada satu huruf yang diganti, pasti Allah akan
membeberkan kejahatan orang-orang yang mencoba merusak Al-Qur'an.
3. Al-Qur'an lah satu-satunya undang-undang
kehidupan yang paling pas bagi manusia dan segenap semesta raya. Karena
Al-Qur'an telah menjamin bagi orang berpijak di atasnya dengan benar, tidak
akan sesat selamanya. Allah Azza wa Jalla berfirman,
إِنَّ
هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
(Al-Isra': 9).
Rasulullah SAW bersabda,
تَرَكْتُ
فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا لَنْ تَضلوا بَعْدَهُ اِنْ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كَتَابَ اللهِ
وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ.
"Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara
yang apabila kalian berpegang kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya,
yaitu Al-Qur'an dan Sunah".
Al-Qur'an mampu menjawab pertanyaan besar yang
ada dalam setiap pikiran manusia, min aina...ilaa ainaa...limadzaa? Dari mana
kita berasal? Hendak kemana? Dan untuk apa kita hidup di dunia ini? Di dalam
Al-Qur'an dipaparkan arah dan tujuan kehidupan, sejarah umat masa lalu dan
prediksi (gambaran) kehidupan masa depan, berbagai peristiwa-peristiwa besar
dalam kehidupan dan seluruh yang dibutuhkan. Semuanya ada dalam Al-Qur'an.
Juga atas pertanyaan "fitrah"
terbesar yang ada dalam benak kita tentang siapa yang telah menciptakan kita?
Kepada siapa hendaknya kita mengabdi dan memohon pertolongan? Dan bagaimana
agar kita bisa hidup teratur, bahagia dan sejahtera selamanya? Al-Qur'an lah
yang akan menjawab, yakni melalui risalah yang dibawa oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah Ta'ala berfirman:
هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ
كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dialah Allah yang telah mengutus
Rasul-Nya dengan membawa Al-Huda/petunjuk (yakni Al-Qur'an) dan dinul
haq/peraturan (Yakni Al-Islam), untuk memenangkan di atas segala agama,
walaupun orang-orang musyrik membencinya" (Ash-Shaff: 9).
Mengapa? Karena di dalam Al-Qur'an yang telah
dibawanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menunjukkan manusia
tentang pencipta yang Haq, yakni Allah Ta'ala. Menunjukkan manusia tentang cara
hidup yang teratur yakni dengan aturan Islam.
Keutamaan-Keutamaan Al-Qur'an
Disamping itu ada beberapa hal yang mesti
dicatat oleh tiap muslim tentang keutamaan Al-Qur'an, keutamaan membaca dan
menghafalnya. Ini dalam rangka meningkatkan iman dan cinta kepada Al-Qur'an
pada khususnya, serta Al-Islam secara keseluruhan.
Al-Qur'an adalah kitab yang diberkahi
(mubarak), pemberi cahaya (nuur), pembeda haq dan bathil (furqan), obat
penyakit hati dan jiwa (syifa'ul limaa fish-shuduur), penjelas segala persoalan
(al-bayan), petunjuk (al-huda) dan masih banyak nama Al-Qur'an sesuai
fungsinya.
Ahli Qur'an adalah sebaik-baik manusia
Rasulullah SAW bersabda:
خيركم
من تعلم القرآن وعلمه رواه البخارى
"sebaik-baik kalian adalah yang
mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya" Hadits riwayat Imam
Bukhari".
Orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur'an
adalah sebaik-baik generasi, yakni generasi rabbani qur'ani, Allah Ta'ala
berfirman,
مَا
كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ
يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ
بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُون
Tidak lah bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada
manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu senantiasa tetap mempelajarinya. (Ali Imran: 79).
Ahli Qur'an digolongkan sebagai kepada ahli
atau keluarga Allah.
Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا
: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di
antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul
menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya”
(HR. Nasa'i, Ahmad dan Ibnu Majah).
Ahli Al-Qur'an menduduki kedudukan sesuai akhir
ayat yang dibacanya.
Rasulullah SAW bersabda :
يقال
لصاحب القرآن : اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلتك عند آخر آية تقرؤها .
"Dikatakan kepada orang yang ahli
Al-Qur'an, "Bacalah dan bacalah sekali lagi serta tartilkanlah, seperti
yang lengkau akukan di dunia, karena manzilahmu (kedudukanmu) terletak di akhir
ayat yang engkau baca". (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, Al-Baghawi, Ibnu
Hibban, dan Hakim).
Demikianlah uraian singkat tentang Al-Qur'an,
semoga dapat membaca dan mengamalkannya lebih-lebih di bulan Ramadhan yang
penuh berkah ini. Dan semoga peringatan Nuzulul Qur'an menjadikan kita lebih
giat dalam mengimani, mempelajari dan mengamalkannya.
Semoga bermanfaat aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar