Pokok pikiran sesepuh NU yang dirangkum gus
Ghoifur Maimun
Bulan Desember lalu, ANSOR menyelenggarakan
Maulid Nabi Muhammad SAW. yang dihadiri oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo.
Pada Maulid ini diagendakan pertemuan Presiden
dengan Kyai-kyai sepuh. KH. Maimoen Zubair salah satu yang diundang.
Beliau tidak dapat menghadirinya, akan tetapi
beliau menitipkan pesannya. Beliau sambil sarean di kamar menyampaikannya dalam
bahasa Arab.
Saya (Gus Ghofur Maimun) menanskrip dan
menerjemahkannya (sebagai berikut):
Dunia ini selalu mengalami perubahan2, dan
semua itu menuju kepada rahmat yg luar biasa jika disikapi dg positif dan
dilihat dg penuh hikmah
Ada dua hal yang perlu dihadirkan dalam tiap
perubahan, yaitu keadilan (al-adaalah) dan keteraturan (al-intidzaam).
Kehadiran keduanya akan mengantarkan kepada
kemajuan, sementara hilangnya dua hal itu akan mengarahkan pada keterbelakangan
dan kemunduran.
Kita bersyukur kpd Allah SWT. bahwa perubahan
besar yg disebabkan perang dunia II antar Blok Barat & Timur telah
melahirkan bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa pertama yg
diberi anugerah oleh Allah sebagai
bangsa yg memproklamirkan kemerdekaannya paska Perang Dunia II
Tanda bahwa Allah bersama Bangsa Indonesia
adalah bahwa kemerdekaannya disertai dengan pengakuan akan ketuhanan
(uluhiyyah—sila pertama)
...yang disertai dengan dimensi kemanusiaan
(insyaniiyyah—sila kedua).
Ketuhanan berarti bahwa setiap hal yg dihadapi
bangsa ini tidak boleh hanya dilihat sebagai ciptaan (makhluuq) karena di
baliknya ada Khaliq
Sebaliknya, jika bangsa ini sedang melihat
Allah, Khaliq mrk tidak boleh berhenti di sana, krn Allah banyak menampilkan diri
dlm ciptaanNya.
Kesadaran demikain jika absen dari bangsa ini
maka akan melahirkan kehinaan duniawi dan ukhrawi, seperti diisyaratkan Allah
dlm firmannya:
ضربت
عليهم الذلة أينما ثقفوا إلا بحبل من الله وحبل من الناس
"Uluhiyyah" dg demikian tidak saja berarti
memperhatikan dan
menguatkan tali ketuhanan, akan tetapi harus
juga disertai dg tali kemanusiaan
Tali kemanusian trhubungkan dg keadilan yg
luas, yakni keadilan yg bertalian dg jiwa. bhw setiap manusia memiliki hak
hidup layak & trhormat
kedua keadilan yang bertalian dengan akal,
yakni bahwa setiap manusia memiliki hak belajar dan pengetahuan;
..yang mengantarkannya mengerti akan kehidupan
dan hak serta kewajibannya.
Ketiga keadilan yang bertalian dengan
kehormatan manusia,
keempat keadilan yang bertalian dengan kepemilikan, bahwa manusia berhak atas
kepemilikan atas hajat hidupnya dan juga usaha-usahanya;
Kelima keadilan berkenaan dengan keturunan,
bahwa agar bisa membangun rumah tangga harus melalui pernikahan sesuai dg agama
kedua mempelai.
Segala puji bagi Allah yg telah menganugerahkan
kpd Bangsa ini sebagai bangsa pertama yg memproklamirkan kemerdekaan paska
Perang Dunia II.
Segala puji bagi-Nya atas lahirnya Pancasila yg
menyertainya: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, domokrasi penuh hikmah, dan
keadilan sosial
Dasar-dasar ini (Pancasila) harus dilestarikan
secara terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar