5
Rahasia Shalat Maktubah
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا
بِالصَّلاَةِ وَجَعَلَهُ أَحَدَ أَرْكَانِ اْلإِسْلاَمِ. اَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ
إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَم,
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهْ, بَعَثَهُ اللهُ
بِالْهُدَى وَالرَّحْمَةِ وَالسَّلاَمِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نُوْرِ اْلأَنَامِ وَبَدْرِ التَّمَامِ وَمِسْكِ
الْخِتَامِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اِلَى دَارِ السَّلاَم, اَمَّا بَعْدُ:
فَيَآ ايُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, اِتَّقُوا اللهَ بِامْتِثَالِ اَوَامِرِ اللهِ
وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ مِنَ جَمِيْعِ الْمَعَاصِى وَالْمَأْثَمْ, وَتَدْخُلُوْا
جَنَّةَ رَبِّكُمْ بِسَلاَمٍ.
Jama’ah
Jum’ah Rohimakumullah…
Shalat
adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim. Shalat menjadi tolak ukur
kesalehan seseorang. Bahkan shalat merupakan amal kunci bagi segala amal lainnya.
Meski demikian jarang sekali orang mengerti bahwa masing-masing waktu shalat
yang lima itu mengandung hikmah dan memiliki sejarah masing-masing.
Ma’asyirol
Muslimin Rohimakumullah…
Shalat
Subuh adalah shalat pertama kali yang dilakukan oleh Nabi Adam As. Dua rakaat
Subuh dijalankan oleh Nabi Adam di bumi setelah diturunkan dari surga. Waktu
itu pertama kalinya Nabi Adam melihat kegelapan. Begitu gelapnya sehingga ia
merasakan ketakutan yang amat sangat. Namun kemudian kegelapan itu secara
lamban mulai sirna mengusir rasa takut, dan perlahan terbitlah terang. Itulah
pergantian waktu malam menuju pagi. Oleh karenanya, dua rakaat Subuh
dilaksanakan sebagai rasa syukur atas sirnanya kegelapan pengharapan atas
datangnya kecerahan.
Nabi
Ibrahim As adalah orang pertama yang melaksanakan shalat Dhuhur. Empat rakaat
dhuhur dilaksanakan, ketika Allah menggantikan Ismail yang rencananya
disembelih sebagai kurban dengan seekor domba. Ini terjadi tatkala siang,
tatkala matahari bergeser sedikit dari titik tengahnya. Empat rekaat itu
menunjukkan beberapa perasaan Nabi Ibrahim. Satu raka’at adalah penanda
kesyukuran atas digantikannya Ismail. Satu reka’at karena kegembiraan, satu
raka’at untuk mencari keridhaan Allah dan satu raka’at lagi sebagai rasa syukur
atas domba pemberian Allah swt.
Hadirin
Sidang Jum’ah Yang Dimulyakan Allah…
Kemudian
riwayat shalat Ashar berhubungan erat dengan Nabi Yunus As. ketika diselamatkan
oleh Allah dari perut ikan Hut. Hut adalah nama ikan yang menelan nabi Yunus
mengarungi lautan. Dikisahkan bahwa bentuk ikan hut hampir menyerupai burung,
namun tanpa sayap. Ketika di dalam perut hut itu Nabi Yunus As merasakan empat
macam kegelapan, gelap karena kekhawatiran hasya, gelap di dalam air, gelap
malam dan gelap di dalam perut ikan. Demikianlah Nabi Yunus As keluar ketika
matahari mulai condong kebarat dan shalatlah beliau empat rekaat sebagai
penanda tebebas dari empat macam kegelapan itu.
Sedangkan
tiga rakaat shalat Maghrib mempunyai sejarahnya sendiri yang tiak bisa
dilepaskan dari nabi Isa As. ketika berhasil keluar dari kaumnya di penghujung
senja. Tiga rakaat sangat bermakna bagi Nabi Isa As. Satu rakaat menandai
perjuangan beliau menegakkan tauhid dan menafikan semua bentuk sesembahan
keculai Allah. Satu raka’at untuk menafikan hinaan dan tuduhan kaumnya atas
ibundanya yang melahirkannya tanpa ayah. Dan ini sekaligus menunjukkan betapa
ketuhanan itu hanya milik Allah semata yang Maha Kuasa, inilah makna satu
rekaat yang terakhir.
Dihilangkannya
empat kesedihan yang menimpa Nabi Musa As. oleh Allah swt ketika meninggalkan
kota Madyan menjadi sejarah ditetapkannya shalat Isya empat rekaat. Tercatat
empat kesedihan itu berhubungan dengan istrinya, saudaranya yang bernama Harun,
anak-anaknya, dan kesedihan karena kekuasaan Fir’aun. Dan ketika semua
kesedihan itu diangkat oleh Allah swt di waktu malam, Nabi Musapun melaksanakan
shalat empat rakaat sebagai rasa syukur atas segalanya.
Jama’ah
Jum’ah Rohimakumullah…
Demikianlah
semua hikmah yang melatar belakangi lima shalat fardhu yang diwajibkan kepada
semua orang muslim hingga kini sesuai dengan tuntunan syariah. Sumber mengambil
dari kitab: Syarah Sulamun Najah
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ
اْلفَآئِزِيْنَ اْلآمِنِيْن, وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى عِبَادِهِ
الصَّالِحِيْنَ, اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: فَإِذَا
قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى
جُنُوْبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيْمُوْا الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ
كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا.
بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِىْ وَاِيَّاكُمْ بفَهْمِهِ إِنَّهُ هُوَ
اْلبَرُّ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ
الرَّاحِمِيْنَ.
Kemudian
membaca Khutbah Ke-II
*** Semoga Bermanfaat ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar