Dakwah ala Walisongo kini sudah berubah
menjadi dakwah “singo”, Rindu Hikmah yang mulai Luntur.
Jasa walisongo begitu terasa bagaimana
bermodal dakwah secara hikmah (bijaksana) mengubah dogmatif sekte bahkan
keyakinan keliru yang sudah mendarahdaging di nusantara menjadi negeri
mayoritas muslim.
Hal itu kedepan di laniutkan oleh ulama2
nusantara dengan berbagai gaya dakwahnya yang elegan dan cantik. Banyak cerita
masyhur yang beliau2 selain menjadi penengah juga memiliki gaya dakwah yang
solutif tanpa ada kegaduhan dan pertikaian.
Ada yang dengan bijak memberi solusi saat
ada yang ingin qurban 1 ekor sapi untuk 8 orang.
Ada yang dengan bijak mengganti qurban
sapi dengan kerbau karena menghormati budaya setempat.
Ada yang cukup dengan membuatkan kubangan
air di sekitar masjid tanpa menyuruh awam cuci kaki saat masuk masjid.
Dan banyak yang lain
Itu sudah jauh melampaui hanya sekedar
sedekah bumi dan gandrung sewu yang bahkan sudah sebegian di isi dengan
lantunan kitab suci. Apa repotnya jika tinggal mermak yang dirasa perlu dengan
tanpa membuat islam yang semula di dambakan justru menjadi menakutkan.
Kecantikan para ulama yang elegan dalam
berdakwah ini menjadi daya tarik tersendiri, bukan hanya yang awam, yang
berbeda keyakinanpun tertarik untuk memeluk islam dengan senang hati.
Jika ini bisa di tiru kenapa tidak, dan
bukankah cara itu sudah menjadi perintah dr yang maha mulya pada an-nahl:125.
Mari lebih bijak dengan tanpa menginjak
Mari berbenah tanpa bikin ulah
Mari bersyariah dengan hikmah dan
mauidzotil hasanah
Mudah2n limpahan rahmatNYA mengalir deras
kepada kita semua. Mampu memahami dan mengajak sesuai dengan ilmu dan kapasitas
kita. Amiiii yaa robb
#indonesiaberakhlak
#indonesiadamai
#ngajimanehbenbeneh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar