Tsunami dan berbagai musibah lain di Indonesia
beberapa waktu ini adalah bukti kekuasaan dan kebesaran Allah SWT .. Robbil
Alamiin .. Tuhan semesta alam.
Dalam Al-Quran Surat Al-Hadid ayat 22
disebutkan ..
مَآ
أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِي ٱلْأَرْضِ
وَلَا فِيْ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن
نَّبْرَأَهَآ
إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
"Tiada suatu bencana-pun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah."
Dalam Kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar
al-Asyqolani menyebutkan fenomena alam tidak boleh dikaitkan dengan seseorang
atau urusan duniawi tertentu. Fenomena alam yang terjadi adalah bentuk
kebesaran Allah, yang harus diikuti dengan ketauhidan dan muhasabah diri.
Tidak elok, menjadikan musibah ini mengaitkan
dengan seseorang, urusan tertentu apalagi dengan kepentingan politik tertentu
..
Dalam suatu riwayat dalam Kitab Sohih Bukhori
disebutkan, masyarakat arab mengaitkan fenomena gerhana matahari yang belum
pernah terjadi sebelumnya, fenomena ini dikaitkan dengan kematian Ibrahim,
Putra Nabi Muhammad karena gerhana itu terjadi beberapa saat setelah putra Nabi
wafat. Lalu Nabi Bersabda ..
إِنَّ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا
لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلَاةِ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua
tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian
atau lahirnya seseorang, jika kalian melihatnya (gerhana) maka laksanakanlah shalat".
Dari pada mengaitkan musibah dengan seseorang
atau urusan duniawi lain, Sahabat Umar bin Khottob RA mengatakan .. dalam
menghadapi musibah, sebaiknya kita introspeksi diri sendiri dari pada melihat
kesalahan orang lain ..
حاسبوا أنفسكم
قبل أن تحاسبوا، وزنوها قبل أن توزنوا
"Introspeksilah diri kalian sebelum amal
kalian diteliti, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang."
Syekh Abdul Qodir Al-Jilani mengatakan ..
واعلموا ان البلية
لم تأت المؤمن لتهلكه وانما اتته لتختبره
"Ketahuilah bahwa cobaan tidak datang
kepada seorang mukmin untuk merusaknya, namun datang untuk menguji
keimanannya.”
(Kitab Al-Lujaini ad-Dani fi Manaqibis Syaikh
Abdil Al-Jilani)
Oleh karena itu, jadikan musibah ini sebagai
sarana untuk introspeksi diri terhadap diri kita sendiri bukan untuk melihat
kesalahan orang lain.
Marilah jadikan musibah ini untuk saling
membantu, dengan pertolongan tenaga, dana atau paling tidak dengan sebuah doa
..
Marilah kita mendoakan semoga korban luka-luka
akibat musibah ini segera membaik. Korban yang hilang semoga cepat ditemukan
dan korban yang meninggal semoga husnul khotimah ..
Aamiin ya robbal 'alamiin ..
*) tulisan ini kami copas sesuai aslinya di
wall akun facebook pribadi Watub Maulana. Dia di kalangan santri dan NU dikenal
dengan Gus Alan, alumnus FK Unsoed dan cucu dari Syaikh Mas'ud Kawunganten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar