Disadari ataupun tidak, GUSTI ALLAH senantiasa
memberikan banyak gambaran pada manusia lewat ciptaanNYA. Tetapi kebanyakan
manusia ‘tidak berpikir’ sehingga keberadaan alam ciptaanNYA ini kelihatan
biasa-biasa saja.
GUSTI ALLAH menjelaskan lewat kitab suci Al
Qur’an yang intinya: “Berjalan-jalanlah kamu dimuka bumi. Maka kamu akan
melihat kekuasaanKU”. Artinya, kita harus cerdas dan cermat dalam mengamati
keberadaan alam semesta itu. Dengan begitu, kita akan bisa merasa dekat dengan
GUSTI ALLAH.
Sebenarnya, sangat mudah untuk menikmati
keindahan alam. Orang bisa meluangkan waktu dengan bertamasya, wisata ke
pegunungan, pantai dan lain-lain. Dalam hal menikmati alam, pandangan antara
anak kecil dan orangtua (sudah berumur) akan berbeda. Coba sesekali perhatikan
anak kecil yang tengah berjalan-jalan dan tiba-tiba mereka melihat sungai yang
airnya mengalir deras. Pasti, tanpa pikir panjang ia akan kepingin untuk mandi
di kali itu.
Tapi berbeda dengan orangtua dalam menikmati
alam. Para orangtua itu cenderung tidak melihat keindahan dari sungai itu. Yang
indah bagi orangtua ataupun orang yang sudah dewasa adalah duit. Kemanapun mata
memandang, yang dipikirkan hanyalah duit dan dunia. Padahal yang dilihat indah
itu adalah fana dan bakal berubah. Itulah perbedaan antara anak kecil dan orang
tua/dewasa dalam memandang keindahan alam.
Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari
alam. Kita bisa belajar tentang ilmu kesabaran, ilmu kesetiaan, ilmu
kepasrahan, ilmu diam dan banyak ilmu lainnya. Lho kok bisa? Jelas sekali.
Lihatlah buktinya.
Belajar Kesabaran
Kalau hendak belajar ilmu kesabaran, maka kita
hendaknya belajar pada Bumi yang kita injak setiap harinya ini. Bayangkan, bumi
ini tidak pernah mengeluh meskipun diinjak-injak ratusan juta manusia. Bumi juga
tidak pernah tersinggung meskipun diludahi, dikencingi bahkan menjadi tempat
buangan kotoran manusia. Ia akan dengan sabar menerima semuanya. Kesabaran
apalagi yang bisa mengalahkan bumi ciptaan GUSTI ALLAH itu? Tapi kalau manusia
berbuat semena-mena terhadap bumi, maka Sang PENCIPTA akan marah dan bumi bakal
menggulung dan menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri. Contohnya,
tanah longsor dan lainnya.
Belajar Kesetiaan
Jika hendak belajar ilmu kesetiaan, tidak ada
salahnya kita belajar pada matahari. Belajar dalam hal ini bukan berarti
menyembah matahari. Tidak! Tetapi kita cukup melihat, merasakan dan mencontoh
kesetiaan matahari yang juga ciptaan GUSTI ALLAH. Matahari adalah tempat
belajar ilmu kesetiaan karena ia dengan setia senantiasa hadir dari Timur dan
terbenam di Barat setiap hari.
Matahari tidak pernah ingkar janji untuk tidak
terbit. Ada orang yang guyon dengan mengatakan, lha kalau mendung bagaimana?
Meski mendung, matahari tetap bersinar meski tertutup mendung. Bukankah ia
terus setia?
Belajar Kepasrahan dan Nerimo (Ikhlas)
Jika Anda ingin belajar ilmu kepasrahan dan
nerimo (ikhlas), maka tidak ada salahnya belajar pada laut. Laut yang
diciptakan GUSTI ALLAH adalah tempat mengalirnya beribu-ribu sungai di dunia
ini. Kotoran apapun yang dilemparkan manusia lewat sungai, pasti akan mengalir
ke laut. Dan laut akan pasrah menerima barang-barang buangan itu. Ia tidak
pernah mengeluh sedikitpun.
Laut juga akan ikhlas menerima semua air,
kotoran atau benda-benda apapun yang mengalir lewat sungai. Keikhlasan yang
ditunjukkan oleh laut adalah keikhlasan “Lillahi Ta’ala” (semuanya karena
ALLAH).
Belajar Ilmu dari Tumbuhan
Kita juga harus belajar dari tumbuhan. Apa
alasannya? Alasannya jelas, karena tumbuhan sejak dari bibit ia hidup, ia
cenderung diam. Tapi tahu-tahu lama kelamaan tumbuhan itu menjadi besar dan
memberi manfaat bagi si penanamnya. Bayangkan, sebuah tumbuhan saja tahu cara
menghargai dan berterimakasih pada orang yang merawatnya. Sedangkan kita
manusia ini yang disebut makhluk mulia oleh GUSTI ALLAH, malah tidak bisa
menghargai dan berterimakasih pada GUSTI ALLAH yang telah merawat kita. Apa
layak kita disebut sebagai manusia Rahmatan Lil-alamin (manusia yang menjadi
rahmat bagi alam semesta)?
Kalau kita menghormati alam, berarti kita juga
mensyukuri apa yang telah dianugerahkan GUSTI ALLAH. Bukan malah kita
memperTUHAN alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar