10
Muharam - Dinamakan juga hari ‘Asyura’. Pada hari itu banyak terjadi peristiwa
penting yang bisa diambil hikmah dan manfaatnya. Dengan
memperingati hari Asyura, kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para
Nabi dan Rasul terdahulu. Kalo dirangkum,
peristiwa Asyura dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
Jumat, 29 September 2017
Rabu, 27 September 2017
Teks Bilal Jum'at (Muadzin)
سُبْحَانَ
اللهِ وَالْـحَمْدُ ِللهِ وَلآ اِلٰـهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ,
وَلاَ
حَوْلَ وَلاَ قُــوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِـيِّ الْعَظِيْمِ,
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ .وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِّـمَّنْ دَعَآ إِلَى الله وَعَمِلَ صَالِـحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿فُصِّلَتْ 33﴾
Selasa, 26 September 2017
Penjelasan Singkat QS Al-Hasyr ayat 18
يَآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S Al-Hasyr
18)
Mereka Tidak Berani Mengklaim Dirinya Sebagai Yang Paling Islami
Mari kita renungkan…
Setelah Rosululloh SAW wafat, ada
khufaurrosyidun mulai dari Sayyidina Abi Bakrin hingga Sayyidina Ali Rodliyallohu Anhum, kemudian ada Khilafah Umayyah yg berkuasa sekitar 100 tahun
berpusat di Syam (Syiria), lalu khilafah Abbasiyah berkuasa sekitar 500 tahun
berpusat di Bagdad, Khilafah Umayyah ke-2 berkuasa sekitar 400 tahun berpusat di
Andalusia / Spanyol, khilafah Fathimiyyah di Mesir kurang dari 100 tahun, khilafah
Utsmaniyyah di Turki berkuasa sekitar 600 tahun dll... Tidak ada yg menyebut
Islamiyyah, mereka tawadlu' / andab ashor tidak berani mengklaim dirinya sebagai
yg paling Islami... Oleh karenanya para Kyai, kyai di Nusantara ini berijtihad
mendirikan NKRI yg ber Pancasila...
Wallohu a'lam.
Nalar Arab (Islam): Nalar Bayani, Nalar Irfani, Nalar Burhani
Nalar Arab (Islam), secara kategoris bisa
dikatakan, ada nalar Bayani, nalar irfani, nalar Burhani (al Jabiri).. Nalar
Bayani merupakan manhajul fikri melalui penalaran bahasa,, ketajaman rasa
bahasa menjadi dasar menganalisis berbagai persoalan,, nalar ini mendominasi
dalam tradisi Islam terutama kalangan pesantren ,oleh karenanya penguasaan
nahwu / shorf, sastra / balagoh, i'lal , ilmu lugoh dan sejenisnya menjadi
ukuran penting di dunia pesantren,, kajian tafsir sangat banyak dengan
menggunakan nalar bayani,tasawuf juga lebih mendalam sampai mengkaji rahasia
rahasia huruf,ilmu kalam /teologi islam mengandalkan kejelian pemakaian
bahasa,, dst...
Faidah "Ilmu itu NUR"
"Sungguh telah banyak dari generasi
terakhir (masa kini) yang ditimpa musibah banyak omong, kemudian sebagian dari
mereka menganggap bahwa orang yang banyak bicaranya dan perdebatannya dalam
masalah agama berarti lebih pintar dari orang yang diam. Demikian ini adalah
kebodohan belaka.
Cobalah engkau perhatikan para pembesar
dari golongan sahabat dan ulama'-ulama'nya, semisal Abu Bakar, Umar, Utsman,
Mu'adz bin Jabal dan Abdullah ibnu Mas'ud serta Zaid bin Tsabit, pembicaraan
mereka lebih sedikit daripada Ibnu Abbas, akan tetapi mereka lebih mengerti
dari Ibnu Abbas.
Kamis, 21 September 2017
Selamat Tahun Baru Hijriyah
ولدتك أمك يا ابن ادم باكيا * والناس
حولك يضحكون سرورا
Waladatka ummuka yabna aadama baakiyaa *
Wannaasu haulaka yadhhakuuna suruuraa
Wahai anak adam...
Ibumu telah melahirkanmu dalam keadaan Engkau
menangis, sedangkan orang-orang di sekitarmu tertawa gembira.
Rabu, 20 September 2017
Orang Pintar itu Kata-Katanya Mudah Dipahami Orang Lain, Kalau Sulit Dipahami Namanya Orang Ruwet.
"Semakin tinggi kecerdasan seseorang
semakin ringkas kalimatnya" (Sayyidina Ali KW).
Wajar kalau Rasulullah SAW memiliki sifat
Fathanah (Cerdas) agar dakwahnya mudah dipahami umatnya. Kalau sesuatu yang
mudah saja kita tak paham, berarti kita tergolong orang yang ruwet. Waspadalah
banyak orang ruwet di sekitar kita.
Nandur Islam Ing Tanah Jowo Teko Qur’an
Piwulange Poro Wali biyen, nyebut Allah
ben ra kethoro disebut GUSTI PENGERAN, Rosulullah disebut KANJENG NABI, Sholat
ben ra kethok dijenengke SEMBAHYANG, Musholla jenengke LANGGAR, Syeikh utowo
Ustadz jenengke KYAI, Tilmidzun Muridun jenengke SANTRI, Kalimat Syahadat
jenengke KALIMOSODO, Syahadatain jenengke SEKATEN. Nuturi masyarakat ora gowo
arab nanging nganggo coro isyaroh pokok kenek ditompo. Pingin dadi wong apik,
cukup dituturi “Hai, ojo lali jempol yo” ngono thok. Jempol iki apik, ora
sampurno yen ora ono jenthik. JENTHIK iku maknane ojo othak athik barange
liyan, ojo nyolongan. Dadi wali biyen ora perlu dalili “As-sariqu was-sariqotu
faqtho’u aidiyahuma” utowo dihaditsi “Lau Anna Fathimata – Binti - saroqot
laqotho’tu yadaha”.
Belajar Dulu Baru Bela Agama
Mungkin ada baiknya jika yang mengaku pembela
Islam dan gemar kofar kafir mondok dulu. Belajar ilmu agama, tentang bagaimana
ulama berpendapat dan mengapa ulama berbeda pendapat. Agar tahu mana pendapat
mayoritas, dan mana pendapat minoritas.
Mudah menyesatkan dan kegemaran
mengkafir-kafirkan, salah satu sebabnya karena minimnya pemahaman agama,
keterbatasan referensi, dan pembanding (moqarin).
Al-Futuh: Ibarat, Halawah, Mukasyafah
al Futuh..(dalam al Futuhaat al Makkiyah,,libni
Aroby).. beliau mengatakan futuh sebagai sesuatu yg datang kepadamu tanpa
melalui pikiran,tanpa usaha, tanpa mencari, tanpa mengharap harap,, bisa dlohir
bisa batin....Futuh ada 3 macam ;
12 Huruf & Jam 12
*Setiap kita mengetahui :*
Bahwa waktu siang 12 jam
Bahwa waktu malam 12 jam
Bahwa setahun 12 bulan
Bahwa waktu siang 12 jam
Bahwa waktu malam 12 jam
Bahwa setahun 12 bulan
Langganan:
Postingan (Atom)