Apakah masih
mungkin tertular? Jawabnya Mungkin. Maka inilah saat yang tepat untuk tawakal.
Tetap gembira. Sebab, ada corona atau tidak waktunya mati ya mati juga. 😄
Para dokter
berjuang menolong orang.
Para kiai
berusaha membuat umat tenang.
Pemerintah
pontang-panting bikin kebijakan strategis.
Warganet
gelar kontes bibir siapa yg paling lamis.
Orang baik
menggalang simpati.
Orang jahat
memanfaatkan situasi.
Semua punya
peran sendiri2 😂
Ya mau
gimana lagi. Bumi memang sudah renta. Semalam 1399 tahun lalu, Nabi pernah naik
ke langit, lalu melihat gambaran dunia yang tua dan ringkih. Anehnya dia
mengenakan outfit dan perhiasan serba branded.
Lalu
apakabar dunia hari ini...?
Saya mau
cerita tentang kisah perjalanan dunia. Biar tidak bengong setelah sepekan
#dirumahaja
Sebelum
manusia ada, bumi ini sudah duluan ada. Tuhan menyiapkan sedemikian rupa agar
layak untuk ditempati Adam dan Hawa.
Tapi karena
ini hukuman, fasilitasnya jauh banget dari surga.
Di bumi Adam
harus bekerja untuk bisa makan & belanja. Hawapun harus rela hidup seadanya
tidak seperti di surga.
Bahkan
anak-anak mereka terpaksa harus bertengkar berebut gebetan. Padahal menurut
cerita ibunya, di surga dulu bapaknya bisa lihat cewek cantik wira-wiri saban
hari
Adam dan
Hawa sadar, bahwa bumi bukan tempat yang abadi. Mereka harus harus menghadapi
apa yang dinamakan mati. Tapi kedaunya tetap gembira, Sebab itu berarti hukuman
sudah selesai lalu mereka akan kembali ke tempatnya dahulu kala: surga.
Malam ini
mereka melihat kita dari sana
Setelah Adam
meninggal, anak cucunya melanjutkan kehidupan. Jangan salah, mereka bukan
manusia purba yang serem dan menakutkan.
Sebagai
keturunan manusia surga, mereka mewarisi wajah rupawan orang tuanya. Selain
juga cerdas dan kaya raya.
Bayangkan
tanahnya aja jutaan hektar.
Tipikal
manusia yang memiliki segalanya, anak cucu adam tumbuh sebagai pribadi yang
perlente dan Jumawa.
Rasul dan
Nabi diutus silih berganti, mengajak mereka tahu diri, tapi tetap tak mau
mengerti.
Wajarlah,
orang kaya yang masih keturunan ahli surga memang suka songong. 😂
Tiba masanya
Tuhan mengutuh Noah Alahissalam untuk bertugas. Ratusan tahun dia berjuang
sendirian tapi hasilnya hanya cacian yang ia dapatkan.
Para
“keturunan ahli surga” itu ogah diajak Noah kembali ke jalan Tuhan. Kecuali
hanya sedikit yg respon dan menjadi followernya.
Nabi Nuh
berpikir “Memang manusia kalau ngerasa dekat dengan surga sulit diajak rendah
diri dan kembali seperti manusia umumnya”
Lalu beliau
berdoa, orang-orang macam ini lebih baik dibinasakan saja, agar gak bikin rusuh
dunia nantinya.
Datanglah
bencana banjir seperti Jakarta
Tapi
genangannya lebih besar sampai menutupi permukaan bumi. Nabi Nuh dan segelintir
umatnya selamat. Mereka bersama para hewan berhasil naik bahtera yang telah
disiapkan sebelumnya.
Bumi sedang
melakukan seleksi alam. Semacam pemutihan dari penghuninya yang jahat.
Sekian bulan
di atas bahtera, lama-lama capek juga. Mungkin booringnya melebihi kita-kita
yang #dirumahaja
Ada yang
mulai panik, tapi ada yang tenang pasrah pada Tuhan.
Ada yang
pingin kawin, tapi dilarang. Takut perahunya kebanyakan penumpang.
Sampai akhirnya
waktu itu tiba..
Semua
penghuni bahtera bisa merasa lega. Karena waktu yg ditunggu akhirnya datang
juga. Semua selamat sampai tujuan, berkat keimanan dan kesabaran gak berbuat
macam2.
Tapi masalah
belum selesai. Kini Nuh dan pengikutnya dihadapkan pada situasi sulit pasca
banjir.
Bisa
dibayangkan, setelah banjir berbulan-bulan, tak ada yg tersisa selain lumut
& bangkai hewan.
Padahal
mereka sudah lama bertahan hidup diatas perahu. Stok makanan hampir takada.
Tinggal biji-bijian itupun tak boleh dimakan sebab akan ditanam sebagai
kebutuhan hidup kedepan.
Situasi
sulit masih berlanjut. Dalam keadaan lapar mereka terpaksa bertahan. Ada yang
meninggal, sebagian lagi kurus tinggal tulang.
Sementara
bangkai hewan yang berserakan memunculkan masalah baru bagi kesehatan.
Tubuh yang
lemah mudah sekali terpapar virus dan kalah.
Melihat
keadaan seperti ini Nabi Nuh tak mungkin berdiam diri. Segelintir umatnya yg
tersisa, meskipun kurus dan sakit yg diderita, diminta untuk nikah dan
meneruskan regenerasi.
Akhirnya
lahirlah keturunan manusia seperti saat ini. Tubuh kecil, mudah sakit-sakitan
dan dekil.😂
Tidak
seperti nenek moyangnya, generasi manusia pasca banjir memiliki fisik yang
tidak tinggi besar.
Maklumlah
karena lahir saat kondisi bumi sedang krisis moneter.
Mereka
cenderung ringkih dan tak tahan dengan perubahan cuaca.
Tapi kabar
baiknya, mereka tak lagi jumawa.
Tubuhnya
yang lemah menjadikan mereka mudah berserah.
Memang mudah
sakit-sakitan tapi semakin dekat dengan Tuhan.
Gak begitu
tampan dan cantik jelita sampai akhirnya lupa kalau dulunya keturunan surga.
Alhamdulillah,
ya..
Dan kini,
jutaan tahun kisah itu sudah berlalu. Sebagai keturunan manusia yg ikut di atas
perahu, bolehlah kita nostalgia tentang kisah heroik itu..
Terima kasih
Nabi Nuh yang telah menjaga nenek moyangku. Tolong ingatkan lagi kami jika
sifat mereka dulu kini hinggap lagi padaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar