Radikalisasi yg berujung terorisme tidak
akan muncul bila pemahaman mendalam terhadap agama ditekankan dg jujur... coba
kita lihat dalam ilmu fiqh,,banyak sekali pemikiran pemikiran,, sehingga muncul
maqolah yg masyhur dari al Imam Syafi'i yg berbunyi "pendapatku benar tapi
mungkin salah dn pendapat anda salah tapi mungkin benar".. ini
mencerminkan relatifitas kebenaran sebuah ide..dan masih banyak lagi mutiara yg
bisa kita temukan dalam khazanah ilmu fiqh..dalam tasawuf dimana titik tekannya
pada rasa,hal ini akan menciptakan manusia yg toleran.. belum lagi
sastra/balagoh yg mampu memperindah kata..ada pula manthiq yg berfungsi
membentuk logika yg bisa dipertanggungjawabkan,,, ada ilmu arudl yg mampu
mengasah cita rasa seni,, ilmu falaq yg mengenalkan jagat besar/makrokosmos,,,
ilmu ushl fiqh dg ketajamannya mampu membuat manusia berdiri kokoh secara
yuridis,, dan masih banyak lagi.dan itu semua menjadi makanan santri santri di
pesantren,, artinya untuk meminimalisir radikalisasi tidak perlu bikin ini itu
yg menghabiskan biaya cukup banyak dan terkesan formalitas,,namun cukup dengan
mendinamisasikan tradisi keilmuan pesantren yg sangat mengakar di nusantara
ini,, insya'alloh akan menciptakan ummat yg bermartabat.. wallohu a'lam...