Jumat, 16 Juni 2017

Menjadi Orang NU Itu...

Sesama manusia tak usah ngaku paling mulia.
Sesama Islam, tak usah klaim yg paling benar.
Sesama NU, tak usah bilang yg paling lurus.
Umat Nabi itu macam-macam, ada ahli ibadah ada yg suka maksiat. Semuanya sahabat.
Hidupmu terlalu serius di tengah rencana Tuhan yg misterus
Gak ada yg diciptakan Tuhan sia sia.
Jika belum siap menghadapi semua mari berperangka baik sambil tertawa..
NU pernah berjasa terhadap Indonesia, tapi tak berharap imbalan dari Negara.
Asal anak bangsa hidup rukun, itu sudah lebih dari segalanya.
Jika bicara imbalan, Nabi adalah orang yg paling rugi. Dia berjuang mati matian demi Islam, tapi keluarganya tak mendapatkan jabatan.
Nabi dilahirkan di Makkah, beliau Hijrah di Madinah, tapi kekuasaanya ada di Syam.
Siapa yg berkuasa di Syam?
Mereka adalah bani Umayah.
Walisongo berjuang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Setelah mencapai kejayaan, toh keturunan Brawijaya yg memegang kekuasaan: Raden Patah
Kiai dan santri ikut berdarah-darah mengusir Penjajah, tapi NU tak pernah marah, saat Soekarno yang jadi presiden Indonesia.
Ah, itulah dunia. Kurang alim apa para Ulama, toh Soekarno yg Islam kejawen justru bisa mengantarkan Indonesia berdaulat.
Bagi NU asal umat Islam bisa sujud dengan tenang, santri bisa ngaji tanpa bimbang, itu sudah cukup mereka senang.
Apalagi yg dicari?
Kiai dan santri tak pernah berpikir muluk-muluk. Apalagi sampai ngotot mendirikan Khilafah.
Sebab mereka sadar Tuhan Maha Merencana.
Mari kita kembali pada Khitah NU yg legowo, sumringah dan lucu.
Sambil berdoa
ربنا ماخلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذابا النار
Ngaku wong NU kudu iso ngguyu 😂

Tidak ada komentar:

Posting Komentar