Kamis, 30 Maret 2017

Kata Mutiara Tentang Pencari Ilmu

Penyakit santri / murid yang paling buruk adalah menyepelekan guru, ustadz / kyainya setelah mendapatkan guru yang lebih baik. Hasil yang didapatkan kemudian lebih mendalam itu bukan untuk membanding-bandingkan antar guru, tetapi untuk menguatkan pemahaman dari guru sebelumnya (Al Habib M. Luthfi bin Yahya)


Santri itu jangan sekali-kali merasa lebih pintar melebihi Kyai atau Gurunya, walaupun kenyataannya memang lebih pintar, tetapi harus tetap menghormatinya. Bahkan kepada Guru yang mengajarkan kita huruf hijaiyah (KH. Abdulloh Faqih)
Bisone Taqwa Iku Kudu Ngerti Disek, Terus Bisone Ngerti Iku Kudu Ngaji Lan Belajar Disek (Untuk bertaqwa itu harus berpengetahuan terlebih dahulu, kemudian untuk berpengetahuan harus ngaji dan belajar terlebih dahulu) KH. Abdulloh Faqih

Sekolah iku penting, tapi ngaji lewih penting (KH. Abdul Latief Badjuri)

Kowe sekolah model koyo opo wae, ojo ninggalno ngaji (kamu mau sekolah model apapun, jangan pernah meninggalkan ngaji kitab) KH. Maimoen Zubair
Ojo Pisan-Pisan Wani Marang Ulama' utowo Guru, Soale Biso Dadekno Ora Kepenak Uripmu Lan Ora Barokah Ngilmu Serto Ngabdimu. (KH. Maimoen Zubair)

Karo toat, ilmu manfaat (dengan ta’at, imu bias manfa’at) KH. Siradjul Millah Waddin Nawawie (w.1988)

Orang yang merasa bodoh dan belajar, bisa menjadi pintar. Orang  yang merasa pintar, tak akan pernah menjadi pintar. Gusmus
Orang akan tetap pandai, selama dia terus belajar, bila dia berhenti belajar karena merasa sudah pandai, mulailah dia bodoh. (Gusmus)

Sopo Wonge Ora Gelem Nanggung Rekoso Lan Ino Ingdalem Mongso Luru Ngelmu, Mongko Ora Bakal Ngrasakno Manise Ngelmu. Ky. Ahmad Sai'q (Jekulo)

Mengagungkan Guru adalah bagian dari mengagungkan ILMU (Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar