Jumat, 29 September 2017

Dengan Memperingati Hari Asyura, Kita Dapat Mengambil Pelajaran Dari Perjuangan, dan Juga Berbagi Kebaikan


10 Muharam - Dinamakan juga hari ‘Asyura’. Pada hari itu banyak terjadi peristiwa penting yang bisa diambil hikmah dan manfaatnya. Dengan memperingati hari Asyura, kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan para Nabi dan Rasul terdahulu. Kalo dirangkum, peristiwa Asyura dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1.   Pengampunan
Nabi Adam diterima taubatnya setelah melakukan kesalahan yaitu makan buah khuldi. Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah pada hari Asyura
2.   Kemenangan
Nabi Nuh diselamatkan dari Banjir, Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud, Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan, Nabi Musa dan pengikutnya selamat dari kejaran tentara Firaun setelah melewati laut Merah.
3.   Kesedihan
10 Muharram adalah hari mahaduka. Cucu Nabi (yaitu Hasan dan Husein) dibantai-dibunuh oleh Yazid, penguasa serakah, penumpuk upeti, penindas menggunakan simbol agama. 10 Muharram mengajarkan kepada kita untuk tidak silau dan tunduk pada kelompok penguasa atau organisasi yg berzirah/baju agama tapi korup, culas, dan haus darah.
4.   Rahmat & Kebahagiaan
Nabi Sulaiman dikaruniai Allah kerajaan yang besar. Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya. Hari Pertama Allah menurunkan rahmat. Hari pertama Allah menurunkan hujan.
10 Muharram : Lebarannya Anak Yatim Piatu, lebaran disini bukan diartikan dengan ritual shalat di hari raya, namun lebaran dalam arti berbagi kasih sayang dan kebahagiaan

Ada ibadah yang berat contohnya Haji karena perbekalan yang banyak, harus jauh dari sanak dan kerabat, pergi jauh dari rumah menuju Mekkah dan Madinah. ibadah puasa, tidak makan dan minum di siang hari, dengan menahan lapar dan dahaga, begitu pula dengan ibadah Tahajjud karena melawan dingginya malam dan beratnya rasa kantuk.
Ibadah Haji yang Mabrur dapat balasan surga, ibadah puasa yang disertai iman diberi pahala surga, begitu pula dengan ibadah tahajjud. Namun Ada ibadah yang lebih mudah daripada ibadah haji, puasa, tahajjud yaitu ibadah sosial. Salah satunya adalah menyantuni anak yatim. Sebagaimana yang telah disabdakan nabi muhammad Saw. “ana wa kaafilul yatim hakadza (seraya mensejajarkan kedua jari tangannya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah”. Perihal menyantuni anak yatim, Rasulullah telah menjanjikan surga bersama Nabi. Bahkan Nabi mengibaratkan dengan dua jarinya yang berdempetan karena begitu dekatnya. Surga yang akan didapatkan Nabi, tentunya surga yang sangat tinggi derajatnya di antara surga-surga yang telah dijanjikan-Nya.

Mari kita peduli kepada anak yatin dan kaum dhuafa, berbagi kebahagiaan dengan santunan walaupun dengan sedikit harta
Gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, semut disebrang lautan malah tampak. Pribahasa ini berupa sindiran kepada mereka yang lebih peduli kepada saudara Islam yang jauh namun cuek kepada saudara Islam yang dekat dan ada disekitar mereka. Sibuk membantu yang jauh tapi tidak peduli dengan tetangga sendiri, acuh/lupa terhadap nasib anak-anak yatim-piatu dilingkunan sendiri.

Oleh karena itu momentum SANTUNAN ANAK YATIM-PIATU DESA .......... , kita dukung, kita hadiri, kita bantu dan sukseskan dengan berbagi sedekah dan kebahagiaan. Pada akhirnya dimomentum tahun baru Hijriyah ini, khususnya dihari Asyura, kita memohon dan berharap kepada Allah, semoga kita bisa menjadi pribadi muslim yang baik, baik dan lebih baik lagi…

Mari berbuat baik, di hari yang baik dan bulan yang baik… 
Semoga Allah menerima amal ibadah kita yang terbaik…
Amin..amin ya Robbal alamin

1 komentar:

  1. Haji yang dimaksud adalah Haji yang berulang (bukan Haji yang pertama kali ditunaikan)

    BalasHapus