Senin, 23 Maret 2020

Berhenti Mengadakan Kumpulan Sudah. Jaga Jarak Sudah. Jaga Kesehatan dan Imunitas juga Sudah

Apakah masih mungkin tertular? Jawabnya Mungkin. Maka inilah saat yang tepat untuk tawakal. Tetap gembira. Sebab, ada corona atau tidak waktunya mati ya mati juga. 😄

Para dokter berjuang menolong orang.
Para kiai berusaha membuat umat tenang.
Pemerintah pontang-panting bikin kebijakan strategis.
Warganet gelar kontes bibir siapa yg paling lamis.
Orang baik menggalang simpati.
Orang jahat memanfaatkan situasi.

Semua punya peran sendiri2 😂

Ya mau gimana lagi. Bumi memang sudah renta. Semalam 1399 tahun lalu, Nabi pernah naik ke langit, lalu melihat gambaran dunia yang tua dan ringkih. Anehnya dia mengenakan outfit dan perhiasan serba branded.

Lalu apakabar dunia hari ini...?

Saya mau cerita tentang kisah perjalanan dunia. Biar tidak bengong setelah sepekan #dirumahaja
Sebelum manusia ada, bumi ini sudah duluan ada. Tuhan menyiapkan sedemikian rupa agar layak untuk ditempati Adam dan Hawa.
Tapi karena ini hukuman, fasilitasnya jauh banget dari surga.

Di bumi Adam harus bekerja untuk bisa makan & belanja. Hawapun harus rela hidup seadanya tidak seperti di surga.

Bahkan anak-anak mereka terpaksa harus bertengkar berebut gebetan. Padahal menurut cerita ibunya, di surga dulu bapaknya bisa lihat cewek cantik wira-wiri saban hari

Adam dan Hawa sadar, bahwa bumi bukan tempat yang abadi. Mereka harus harus menghadapi apa yang dinamakan mati. Tapi kedaunya tetap gembira, Sebab itu berarti hukuman sudah selesai lalu mereka akan kembali ke tempatnya dahulu kala: surga.

Malam ini mereka melihat kita dari sana

Setelah Adam meninggal, anak cucunya melanjutkan kehidupan. Jangan salah, mereka bukan manusia purba yang serem dan menakutkan.
Sebagai keturunan manusia surga, mereka mewarisi wajah rupawan orang tuanya. Selain juga cerdas dan kaya raya.

Bayangkan tanahnya aja jutaan hektar.

Tipikal manusia yang memiliki segalanya, anak cucu adam tumbuh sebagai pribadi yang perlente dan Jumawa.
Rasul dan Nabi diutus silih berganti, mengajak mereka tahu diri, tapi tetap tak mau mengerti.

Wajarlah, orang kaya yang masih keturunan ahli surga memang suka songong. 😂

Tiba masanya Tuhan mengutuh Noah Alahissalam untuk bertugas. Ratusan tahun dia berjuang sendirian tapi hasilnya hanya cacian yang ia dapatkan.

Para “keturunan ahli surga” itu ogah diajak Noah kembali ke jalan Tuhan. Kecuali hanya sedikit yg respon dan menjadi followernya.


Nabi Nuh berpikir “Memang manusia kalau ngerasa dekat dengan surga sulit diajak rendah diri dan kembali seperti manusia umumnya”

Lalu beliau berdoa, orang-orang macam ini lebih baik dibinasakan saja, agar gak bikin rusuh dunia nantinya.

Datanglah bencana banjir seperti Jakarta

Tapi genangannya lebih besar sampai menutupi permukaan bumi. Nabi Nuh dan segelintir umatnya selamat. Mereka bersama para hewan berhasil naik bahtera yang telah disiapkan sebelumnya.

Bumi sedang melakukan seleksi alam. Semacam pemutihan dari penghuninya yang jahat.

Sekian bulan di atas bahtera, lama-lama capek juga. Mungkin booringnya melebihi kita-kita yang #dirumahaja

Ada yang mulai panik, tapi ada yang tenang pasrah pada Tuhan.
Ada yang pingin kawin, tapi dilarang. Takut perahunya kebanyakan penumpang.

Sampai akhirnya waktu itu tiba..

Semua penghuni bahtera bisa merasa lega. Karena waktu yg ditunggu akhirnya datang juga. Semua selamat sampai tujuan, berkat keimanan dan kesabaran gak berbuat macam2.

Tapi masalah belum selesai. Kini Nuh dan pengikutnya dihadapkan pada situasi sulit pasca banjir.

Bisa dibayangkan, setelah banjir berbulan-bulan, tak ada yg tersisa selain lumut & bangkai hewan.

Padahal mereka sudah lama bertahan hidup diatas perahu. Stok makanan hampir takada. Tinggal biji-bijian itupun tak boleh dimakan sebab akan ditanam sebagai kebutuhan hidup kedepan.

Situasi sulit masih berlanjut. Dalam keadaan lapar mereka terpaksa bertahan. Ada yang meninggal, sebagian lagi kurus tinggal tulang.
Sementara bangkai hewan yang berserakan memunculkan masalah baru bagi kesehatan.
Tubuh yang lemah mudah sekali terpapar virus dan kalah.

Melihat keadaan seperti ini Nabi Nuh tak mungkin berdiam diri. Segelintir umatnya yg tersisa, meskipun kurus dan sakit yg diderita, diminta untuk nikah dan meneruskan regenerasi.

Akhirnya lahirlah keturunan manusia seperti saat ini. Tubuh kecil, mudah sakit-sakitan dan dekil.😂

Tidak seperti nenek moyangnya, generasi manusia pasca banjir memiliki fisik yang tidak tinggi besar.
Maklumlah karena lahir saat kondisi bumi sedang krisis moneter.

Mereka cenderung ringkih dan tak tahan dengan perubahan cuaca.

Tapi kabar baiknya, mereka tak lagi jumawa.
Tubuhnya yang lemah menjadikan mereka mudah berserah.
Memang mudah sakit-sakitan tapi semakin dekat dengan Tuhan.
Gak begitu tampan dan cantik jelita sampai akhirnya lupa kalau dulunya keturunan surga.

Alhamdulillah, ya..

Dan kini, jutaan tahun kisah itu sudah berlalu. Sebagai keturunan manusia yg ikut di atas perahu, bolehlah kita nostalgia tentang kisah heroik itu..

Terima kasih Nabi Nuh yang telah menjaga nenek moyangku. Tolong ingatkan lagi kami jika sifat mereka dulu kini hinggap lagi padaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar