Senin, 04 Januari 2016

KEUTAMAAN SURAT AL IKHLASH


Dinukil secara ringkas dari kitab tafsir ibnu katsir :
، عن ثابت عن أنس أن رجلا قال : يا رسول الله ، إني أحب هذه السورة : " قل هو الله أحد " قال : " إن حبك إياها أدخلك الجنة " .
Dari Anas sesungguhnya seorang lelaki berkata :
" wahai Rasululoh, sesungguhnya aku mencintai surat ini ' qul huwallohu ahad'
Rasul bersabda : " sesungguhnya kecintaanmu pada surat al ikhlash memasukkanmu ke syurga."
(HR Ahmad dalam musnadnya secara muttasil)
عن أبي سعيد . أن رجلا سمع رجلا يقرأ : " قل هو الله أحد " يرددها ، فلما أصبح جاء إلى النبي صلى الله عليه وسلم ، فذكر ذلك له ، وكأن الرجل يتقالها ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم : " والذي نفسي بيده ، إنها لتعدل ثلث القرآن "
Dari abu sa'id ,sesungguhnya seseorang mendengar orang lainnya membaca : ' qul huwallohu ahad ' dan mengulang ulanginya,

Jangan Memilih Tidak Tahu

Allah tak akan menghukum kita lantaran kita tidak tahu, begitu kata Imam al-Ghazali رحمه الله
Tetapi justru Allah mengazab mereka yang tidak mau tahu.
Kemauan untuk tahu itulah yang terwujudkan dengan bentuk terus menerus belajar,
Belajar dan beramal menjemput hidayah.
Ketika kita mengubah sikap kita;
Dari tak mau tahu menjadi peduli dan ingin tahu,
Dari berburuk sangka menjadi berbaik sangka,
Dari ragu menjadi yakin kepada-Nya,
Saat itulah Allah akan menunjukkan jalan hidayah-Nya pada kita.
Jangan bersikap semisal seorang yang merasa sakit namun memilih tak mau tahu dengan penyakitnya.
Adalah menggelitik jika tak mau tahu tentang syariat Islam tersebab khawatir dengan konsekuensinya.
Adalah keliru jika tak mau tahu tentang syariat Islam bisa menjadi udzur kala kita melanggar syariat, beralasan tidak tahu.
Sungguh Allah Maha Tahu tentang mana yang tidak tahu, pura-pura tidak tahu & sengaja ingin tidak tahu.

APALAH GUNANYA

- Memiliki wajah cantik ataupun tampan jika tak pernah tersentuh tetesan air wudhu',
- Memiliki tubuh indah dan menarik kalau hanya digunakan untuk menistakan diri, bukannya memuliakan diri,
- Memiliki tubuh semampai nan indah mempesona Kalau tak pernah dibuat untuk bersujud kepada-Nya,
- Memiliki kekayaan dan harta yang berlimpah kalau dalam kesehariannya tak pernah bershadaqah,
- Memiliki bibir merona bak merah delima kalau tiap harinya jarang digunakan untuk berdzikir kepada-Nya.
Ketika kita terlalu bangga atas segala kelebihan yang kita punya ketika hidup di dunia. Yang terkadang membuat kita terlena dan melupakan kewajiban kita kepada-Nya. Disitulah sebenarnya hidup kita akan menjadi sia-sia. Dan menjadi penyesalan ketika menghadap kepada-Nya.
Yuk mulai sekarang kita perbaiki diri.
Dunia boleh kita kejar.
Tapi jangan lupa akhirat juga kita kejar.

MAHABBAH atau AL HUBB - AL 'ISYQ – ASY SYAUQ atau AL ISYTIYAQ.

Jika secara bathiniyyah seseorang "gandrung" terhadap sesuatu atau seseorang maka itulah yang dinamakan MAHABBAH atau AL-HUBB dan sering kita kenal dengan cinta, lalu ketika cinta itu kemudian semakin tumbuh mengakar dan menjalar menguasai seluruh organ dan perasaan dinamakn AL-'ISYQ, setelah itu cinta mencapai titik terdalam dalam hati, yang menapakinya seperti orang yang mabuk, tak ingin lepas, tak ingin kehilangan, tak rela jika tersakiti, buta dan mati rasa itulah yang dinamakan ASY-SYAUQ atau AL-ISYTIYAQ.

PUISI K.H. MUSTHOFA BISRI (tradisi NU)

Aku pergi tahlil, kau bilang amalan jahil
Aku baca shalawat Burdah, kau bilang itu bid’ah
Lalu aku harus bagaimana?

Aku bertawassul dengan baik, kau bilang aku musyrik

Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah adalah aqidah Keluarga Rosulillah sholla Allahu 'alaihi wa aalihi wa sallam.

Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah adalah aqidah Keluarga Rosulillah sholla Allahu 'alaihi wa aalihi wa sallam.
Hal tersebut diterangkan keluarga Rosulillah yaitu oleh as-Sayyid 'Abdullah ibn 'Alawi al-Haddad radliya Allahu 'anh
في رسالة المعاونة و المظاهرة و المؤازرة للراغبين من المؤمنين في سلوك طريق الآخرة للإمام شيخ الإسلام قطب الدعوة و الإرشاد الحبيب عبد الله بن علوي الحداد الحضرمي الشافعي رحمه الله تعالى
Al-‘Arif Billah al-Imam as-Sayyid Abdullah ibn ‘Alawi al-Haddad (w 1132 H), Shahib ar-Ratib, dalam karyanya berjudul Risalah al-Mu’awanah, menuliskan sebagai berikut:
(وعليك) بتحسين معتقدك وإصلاحه وتقويمه على منهاج "الفرقة الناجية" وهي المعروفة بين سائر الفرق الإسلامية بأهل السنة والجماعة وهم المتمسكون بما كان عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم وأصحابه، وأنت إذا نظرت بفهم مستقيم عن قلب سليم في نصوص الكتاب والسنة المتضمنة لعلوم الإيمان، وطالعت سير السلف الصالح من الصحابة والتابعين، علمت وتحققت أن الحق مع الفرقة الموسومة بالأشعرية نسبة إلى الشيخ "أبي الحسن الأشعري" رحمه الله فقد رتب قواعد عقيدة أهل الحق وحرر أدلتها، وهي العقيدة التي إجتمعت عليها الصحابة ومن بعدهم من خيار التابعين، وهي عقيدة أهل الحق من أهل كل زمان و مكان وهي عقيدة جملة أهل التصوف كما حكى ذلك أبو القاسم القشيري في أول رسالته.
“Hendaklah engkau memperbaiki akidahmu dengan keyakinan yang benar dan meluruskannya di atas jalan kelompok yang selamat (al-Firqah an-Najiyah). Kelompok yang selamat ini di antara kelompok-kelompok dalam Islam adalah dikenal dengan sebutan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Mereka adalah kelompok yang memegang teguh ajaran Rasulullah dan para sahabatnya. Dan engkau apa bila berfikir dengan pemahaman yang lurus dan dengan hati yang bersih dalam melihat teks-teks al-Qur’an dan Sunnah-Sunnah yang menjelaskan dasar-dasar keimanan, serta melihat kepada keyakinan dan perjalanan hidup para ulama Salaf saleh dari para sahabat Rasulullah dan para Tabi’in, maka engkau akan mengetahui dan meyakini bahwa kebenaran akidah adalah bersama kelompok yang dinamakan dengan al-Asy’ariyyah. Sebuah golongan yang namanya dinisbatkan kepada asy-Syaikh Abu al-Hasan al-Asy’ari -Semoga rahmat Allah selalu tercurah baginya-. Beliau adalah orang yang telah menyusun dasar-dasar akidah Ahl al-Haq dan telah memformulasikan dalil-dalil akidah tersebut. Itulah akidah yang disepakati kebenarannya oleh para sahabat Rasulullah dan orang-orang sesudah mereka dari kaum tabi’in terkemuka. Itulah akidah Ahl al-Haq setiap genarasi di setiap zaman dan di setiap tempat. Itulah pula akidah yang telah diyakini kebenarannya oleh para ahli tasawwuf, sebagaimana telah dinyatakan oleh Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam pembukaan Risalah-nya (ar-Risalah al-Qusyairiyyah)
وهي بحمد الله عقيدتنا، وعقيدة إخواننا من السادة الحسينيين المعروفين بآل أبي علوي، وعقيدة أسلافنا من لدن رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى يومنا هذا، وكان الإمام المهاجر إلى الله جد السادة المذكورين سيدي "أحمد بن عيسى بن محمد بن علي ابن الإمام جعفر الصادق" رضي الله عنهم لما رأى ظهور البدع وكثرة الأهواء واختلاف الآراء بالعراق هاجر منها ولم يزل –نفع الله تعالى به- يتنقل في الأرض، حتى أتي أرض "حضرموت" فأقام بها إلى أن توفي، فبارك الله في عقبه، حتى اشتهر منهم الجم الغفير العلم والعبادة والولاية والمعرفة ولم يعرض لهم ما عرض لجماعات من أهل البيت النبوي من انتحال البدع واتباع الأهواء المضلة ببركات نية هذا الإمام المؤتمن وفراره بدينه من مواضع الفتن، فالله تعالى يجزيه عنا أفضل ما جزى والداً عن ولده ويرفع درجته مع آبائه الكرام في عليين ويلحقنا بهم في خير وعافية غير مبدلين ولا مفتونين إنه أرحم الراحمين. والماتريدية كالأشعرية في جميع ما تقدم.
.
Itulah pula akidah yang telah kami yakini kebenarannya, serta merupakan akidah seluruh keluarga Rasulullah yang dikenal dengan as-Sadah al-Husainiyyin, yang dikenal pula dengan keluarga Abi ‘Alawi (Al Abi ‘Alawi). Itulah pula akidah yang telah diyakini oleh kakek-kakek kami terdahulu dari semenjak zaman Rasulullah hingga hari ini. Adalah al-Imam al-Muhajir yang merupakan pucuk keturunan dari as-Sadah al-Husainiyyin, yaitu as-Sayyid asy-Syaikh Ahmad ibn ‘Isa ibn Muhammad ibn ‘Ali Ibn al-Imam Ja’far ash-Shadiq -semoga ridla Allah selalu tercurah atas mereka semua-, ketika beliau melihat bermunculan berbagai faham bid’ah dan telah menyebarnya berbagai faham sesat di Irak maka beliau segera hijrah dari wilayah tersebut. Beliau berpindah-pindah dari satu tempat ke tampat lainnya, dan Allah menjadikannya seorang yang memberikan manfa’at di tempat manapun yang beliau pijak. Hingga pada akhirnya beliau sampai di tanah Hadramaut Yaman dan menetap di sana hingga beliau meninggal. Allah telah menjadikan orang-orang dari keturunannya sebagai orang-orang banyak memiliki berkah, hingga sangat banyak orang yang berasal dari keturunannya dan dikenal sebagai orang-orang ahli ilmu, ahli ibadah, para wali Allah dan orang-orang ahli ma’rifat. Sedikitpun tidak menimpa atas semua keturunan Al-Imam agung ini sesuatu yang telah menimpa sebagian keturunan Rasulullah dari faham-faham bid’ah dan mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan. Ini semua tidak lain adalah merupakah berkah dari keikhlasan al-Imam al-Muhajir Ahmad ibn ‘Isa dalam menyebarkan ilmu-ilmunya, yang karena untuk tujuan itu beliau rela berpindah dari satu tempat ke tampat yang lain untuk menghindari berbagai fitnah. Semoga Allah membalas baginya dari kita semua dengan segala balasan termulia, seperti paling mulianya sebuah balasan dari seorang anak bagi orang tuanya. Semoga Allah mengangkat derajat dan kemulian beliau bersama orang terdahulu dari kakek-kakeknya, hingga Allah menempatkan mereka semua ditempat yang tinggi. Juga semoga kita semua dipertemukan oleh Allah dengan mereka dalam segala kebaikan dengan tanpa sedikitpun dari kita terkena fitnah. Sesungguhnya Allah maha pengasih. Dan ketahuilah bahwa akidah al-Maturidiyyah adalah akidah yang sama dengan akidah al-Asy’ariyyah dalam segala hal yang telah kita sebutkan”
Risalah al-Mu’awanah, hal. 14

Sumber 

Jangan Asal Mengkafirkan

saya hanya ingin berpesan hati-hatilah dalam berdakwah, berdakwahlah dengan lembut, penuh kasih sayang, sabar, santun, jangan mudah terjerumus pada mudahnya mengkafirkan atau memusyrikan sesama Muslim apalagi jika tidak tau ilmunya.
Semoga bisa menjadi hidangan yang lezat malam ini;
Jangan kau hukumi kafir lantaran mereka melakukan sebuah dosa. Barangsiapa yang mengkafirkan mereka, maka dia lebih dekat dengan kekufuran” (HR. Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir No. 12912 dari Ibnu Umar)
Juga sabda Rasulullah Saw: "Laa tasyhaduu 'ala ummatikum bi syirkin wa laa tukaffiruuhum bi dzanbin", artinya: “Janganlah kalian bersaksi atas kesyirikan umat kalian. Dan janganlan kalian menghukumi kafir pada mereka lantaran melakukan sebuah dosa…” (HR. Abd al-Razzaq dalam kitab al-Mushannaf No. 9611 dari Hasan)
Rasulullah Saw bersabda: "Idzaa qaala ar-rajulu 'Yaa Kaafiru' fa qad baa'a bihi ahaduhumaa", artinya: "Barangsiapa berkata kepada saudaranya 'Wahai Kafir', maka sungguh perkataan itu kembali kepada salahsatunya" (HR al-Bukhari No 5638 dari Ibnu Umar)
Hadis ini diperkuat dengan hadis lain: "Laa yarmii rajulun rajulan bil fusuqi wa laa yarmiihi bil kufri illa irtaddat 'alaihi in lam yakun shaahibuhu kadzalika". Artinya: "Tidaklah seseorang menuduh kepada orang lain dengan kefasikan (dosa besar) atau dengan kekufuran, kecuali tuduhan itu kembali kepada penuduh, jika yang dituduh tidak sesuai dengan tuduhannya" (HR al-Bukhari No 5585 dari Abu Dzarr).

Slamanya kita adlah santri pencari ilmu karna Allah

ما زلنا طالبين لله
“Slamanya kta adlah santri pencari ilmu karna Allah”
لايدرك النائم أنه يحلم إلا بعد أن يستيقظ وكذلك الغافل عن الآخرة لايدرك ماضيع إلا بعد أن يأتيه الموت . اللهم لا تجعلنا من الغافلين
“Orng yng tdur tdak akn thu klau drinya sdang brmimpi kcuali stelah bngun, bgitu jga orng yng lupa (lalai) akn akhirat tdak akn tahu klau drinya sdang menyia**kn amal akhirat, kcuali stelah dtangnya kmatian. Ya Allah jngan jdikn kmi orng** plupa (lalai)”. (Syaikh Sami al-Musaithir)
Slamat braktifis, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّد

Dibalik ..... Wanita

Di balik “Diam”nya wanita.
Tersimpan rasa Rindu yang mendalam.
- Di balik '“Cuek” nya wanita.
Tersimpan rasa Sayang yang sesungguhnya.
- Di balik “Cemburu” nya wanita.
Tersimpan rasa Cinta yang Sebenarnya.
- Di balik “Marah” nya wanita.
Tersimpan rasa kasih yang tak terbayangkan.
Betul apa setuju ?
Semoga tulisan ini dapat memberikan hikmah, baik kepada penyampai maupun kepada pembaca
Subhanallah, semoga sahabat Yg ''LIKE'' dan ''SHARE'' status ini ditinggikan ilmunya, diangkat drajatnya , dibesarkan rezekinya, diharumkan namanya, disetiakan cintanya, dipanjangkan umurnya dalam kesuksesan dan keberkahan hidup. Aamiin

LELUHUR BAGINDA NABI SAYYIDINA MUHAMMAD SAW YG WAJIB DI KETAHUI


1. ABDULLOH, sang ayahanda.
Ketika beliau berjalan pada siang hari, aroma misik dan ambar menyebar dr tubuhnya.. dan ketika beliau berjalan pada malam hari, cahaya terang bagaikan lampu memancar dari wajahnya.. karena itulah penduduk Mekkah menyebut beliau dgn sebutan Misbahul Harom (lampunya tanah harom).

2. ABDUL MUTHTHOLIB, kakek pertama.
Nama aslinya adalah Syaibatul Hamdi (sehelai uban yg terpuji).. dinamakan begitu krn beliau lahir dlm keadaan mempunyai sehelai uban di rambut kepalanya.
Beliau digelari Abdul Muththolib krn ketika paman beliau yg bernama Muththolib pulang bersamanya dr kota Madinah dan memasuki kota Mekkah, para penduduk melihat cahaya di wajahnya yg memancar ke segala arah.. Mereka pun menghampiri Sayyid Muththolib dan menanyakan siapakah anak yg bersamanya tsb.. Sayyid Muththolib menjawab : "Hadza 'Abdii" (ini adalah hambaku, maksudnya : keponakanku).. Maka mereka pun berseru : "Alangkah banyaknya cahaya dr Abdul Muththolib (keponakannya Muththolib), alangkah tampannya Abdul Muththolib.
Beliau wafat di Burman dan dimakamkan di Hajun (daerah Yaman).. beliau wafat dlm usia 140 tahun menurut pendapat yg mu'tamad.. ada yg mengatakan 110 tahun.

3. HASYIM, kakek kedua.
Nama aslinya adalah 'Amr. Beliau digelari Hasyim (penumbuk) krn beliau pernah menumbuk daging lalu dijadikan tsarid (makanan org Arab) yg kemudian dibagikan kepada kaumnya ketika musim paceklik.
Ketika beliau berjalan, bebatuan dan pepohonan yg beliau lewati berkata kepadanya : "Bergembiralah wahai Hasyim, krn sesungguhnya nanti akan lahir darimu seorang Nabi yg akan menjadi penutup para nabi dan para rosul."
Para sejarahwan berbeda pendapat mengenai usia hidup beliau.. ada yg mengatakan 20 tahun, ada yg mengatakan 25 tahun.

4. ABDU MANAF, kakek ketiga.
Nama aslinya adalah Mughiroh. Beliau digelari Abdu Manaf (org yg tinggi) krn beliau adalah org mulia di tengah kaumnya.. ada juga yg mengatakan krn beliau adalah org yg jangkung. Sebelumnya, beliau juga digelari Qomarul Bath-haa (rembulannya tanah Mekkah) krn ketampanannya.
Beliau adalah kakek ketiganya Baginda Nabi, kakek keempatnya Sayyidina Utsman, dan kakek kesembilannya Imam Syafi'i. Beliau wafat di Gaza, Palestina.

5. QUSHOYY, kakek keempat.
Nama aslinya adalah Mujammi' (pemersatu).. dinamakan begitu krn melalui beliau Alloh mempersatukan suku-suku keturunan Sayyid Fihr (Quroisy).
Beliau digelari Qushoyy (org yg jauh) krn beliau pernah tinggal jauh dr sanak keluarganya yg berada di Mekkah.. Ceritanya, setelah ayah beliau meninggal, ibu beliau (Fathimah binti Sa'ad) membawanya pergi ke Yaman dan tinggal bersama suku Qudlo'ah.

6. KILAB, kakek kelima (kalau dr garis ibu, beliau adalah kakek keempat).
Nama aslinya adalah Hakim. Beliau digelari Kilab (org yg banyak anjingnya) krn beliau hobi berburu menggunakan anjing pemburu.

7. MURROH, kakek keenam.
Beliau juga kakek keenamnya Sayyidina Abu Bakar.. nasab Imam Malik dan nasab Baginda Nabi juga bertemu di beliau.

8. KA'AB, kakek ketujuh.
Beliau dinamakan Ka'ab (bambu) krn beliau adalah org yg tinggi/jangkung.
Beliau adalah kakek kedelapannya Sayyidina Umar.

9. LU-AYY, kakek kedelapan.

10.GHOLIB, kakek kesembilan.
Beliau dinamakan Gholib (pemenang) krn beliau selalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya.

11. FIHR, kakek kesepuluh.
Nama aslinya adalah Quroisy. Keturunan beliau disebut Jama'ah Qurosyiyyah (golongan Quroisy).

12. MALIK, kakek kesebelas.
Beliau dinamakan Malik (pemilik) krn beliau adalah orang yg memiliki tanah Arab.

13. NADLOR, kakek keduabelas.
Nama aslinya adalah Qois. Beliau digelari Nadlor (org yg elok rupanya/tampan) krn wajahnya memancarkan cahaya.

14. KINANAH, kakek ketigabelas.
Beliau disebut dgn sebutan Kinanah (tukang sembunyi) krn beliau selalu berada di rumah persembunyian di tengah-tengah kaumnya.. ada yg mengatakan krn beliau selalu menyembunyikan (melindungi) kaumnya dan menjaga rahasia mereka.

15. KHUZAIMAH, kakek keempatbelas.
Beliau meninggal dlm keadaan memeluk millah (agama) Nabi Ibrohim AS.

16. MUDRIKAH, kakek kelimabelas.
Nama aslinya adalah 'Amr. Kunyahnya/julukannya adalah Abu Hudzail. Beliau disebut dgn sebutan Mudrikah (org yg mengejar sampai dapat) krn suatu ketika untanya melihat seekor kelinci lalu ia lari, kemudian beliau mengejarnya sampai dapat.

17. ILYAS, kakek keenambelas.
Beliau adalah orang yg pertama kali menggiring unta ke Baitul Harom untuk disembelih.
Dari tulang iga beliau terdengar bacaan talbiyah Baginda Nabi seperti bacaan talbiyah yg diucapkan ketika melaksanakan ibadah haji.
Kedudukan beliau di tengah bangsa Arab persis seperti kedudukan Luqman Al Hakim di tengah kaumnya.

18.MUDLOR, kakek ketujuhbelas.
Nama aslinya adalah 'Amr. Beliau digelari Mudlor (org yg suka masam/org yg memikat hati) krn beliau menyukai susu masam, klo skrg mungkin disebut yoghurt.. Ada juga yg mengatakan krn beliau selalu memikat hati org yg memandangnya. Org yg memandangnya pasti langsung menyukainya, krn beliau adalah org yg tampan. Beliau juga org yg paling bagus suaranya di antara kaumnya.

19.NIZAR, kakek kedelapanbelas.
Beliau disebut dgn sebutan Nizar (sedikit dagingnya) krn beliau adalah org yg berbadan kurus/krempeng.
Di wajah beliau terpancar cahaya kenabian Baginda Nabi.
Beliau adalah org yg pertama kali menulis kitab berbahasa arab.
Nasab Imam Ahmad bin Hambal dan nasab Baginda Nabi bertemu di beliau.

20. MA'ADD, kakek kesembilanbelas.
Beliau adalah org yg mempersiapkan strategi perangnya Bani Israil. Jika beliau memerangi musuh pasti beliau menang. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau adalah Nabi Armiyaa AS.

21.'ADNAN, kakek keduapuluh.
Beliau hidup pada zaman Nabi Musa.

Sumber : kitab madarijush shu'ud - syaikh muhammad nawawi banten
Sumber PISS.KTB 

PITUTUR LUHUR JARE SIMBAH BIYEN


Wong yen Nrimo, uripe Dowo
Wong yen Sabar, rejekine Jembar
Wong yen Ngalah, uripe bakal Berkah
Sopo sing Jujur, uripe yo Makmur
Sopo sing Suloyo, uripe yo Sangsoro
Sopo sing Sombong. amale bakal Kobong
Sopo sing Telaten, bakal Panen..
Ojo podo Ngresulo, mundak gelis Tuwo
Sing wis Lungo, Lalekno
Sing durung Teko, Entenono
Sing wis Ono, Syukurono..
Iki tetuah wong jowo, eling-elingono lan
lakonono..
Sehat kuwi yen :
Mangan enak..
Turu kepenak..
Ngibadah jenak..
Tonggo semanak..
Keluarga cedhak..
Bondo cemepak..
Kubur ra sesak..
Suwargo mbukak..
Sedulur grapyak..
Ono panganan ora Cluthak..
Ketemu konco ngguyu NGAKAK...

"Hormatilah Guru Agar Ilmunya Bermanfaat"

Habib Umar bin Hafidz ngendikan; "Hormatilah Guru Agar Ilmunya Bermanfaat"
Seorang pemuda bertanya kepada Habib Umar: "Kenapa engkau membiarkan murid-muridmu menunduk bandannya dan mencium tanganmu berbolak balik? Tidak tahukah engkau itu perbuatan yangsyirik? Engkau seoalah-olah membuat murid-muridmu menyembah sesama mahkluk?, tidakkah hanya Allah lah yang layak disembah? Tunduk atau menunduk kepada makhluk adalah perbuatan syirik."Habib Umar hanya tersenyum mendengar ucapan dan pertanyaan dari seorang pemuda tersebut. Lantas Habib Umar memanggil pemuda tadi dan mendekatinya. Habib Umar mengambil pen yang ada di dalam saku baju pemudatersebut kemudian menjatuhkannya kebawah.Ketika si pemuda ini menundukkan kepala dan badannya kebawah guna mengambil pen tersebut, Habib Umar menahannya dan berkata:"Jangan menunduk!, tidakkah menunduk kepada makhluk adalah bathil?"Tidak, aku hanya ingin mengambil penaku dibawah."Lantas Habib Umar berkata:"Aku ini ibaratkan pen, seorang pencari ilmu tidak akan mendapat ilmu jika tidak mempunyai pen, begitu juga dengan murid-muridku, mereka menghargai dan menghormatiku bukan atas permintaaanku, aku tidak pernah memaksa, aku tidak pernah menyuruh mereka mencium tanganku, tetapi ketahuilah wahai pemuda; Seorang tholabul ilim tidak akan mendapatkan setetespun ilmu yang bermanfaat jika dia tidak menghormati gurunya."
(Diceritakan dari Al-habib Umar bin Agil Al-Hamid)

Do'a menjenguk Orang Sakit

اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ . اَذْهِبِ الْبَأسَ اِشْفِ اَنْتَ الشَّافِى وَعَافِ اَنْتَ اْلمُعَافِيْ , لاَشِفَاءَاِلاَّشِفَاؤُكَ , شِفَاءًلاَيُغَادِرُ سَقَمًا وَلاَاَلَمًا
wahai Allah singkirkanlah segala musibah dan berilah kesembuhan dan engkaulah yang Maha memberi kesembuhan dan berilah afiah dan Engkaulah yang memiliki afiah dan tiada kesembuhan kecuali kesembuhan yang datang dari -Mu, kesembuhan yang tidak membawa penyakit lagi sesudahnya dan tidak membawa kepedihan sesudahnya.

ADAB DAN TATAKRAMA MENGHADIRI MAULID NABI SAW

“Petuah Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari”

Tulisan berikut ini disarikan dari kitab an-Nur al-Mubin fi Mahabbat Sayyid al-Mursalin karya Hadhratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, salah satu tokoh sentral dan pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau termasuk salah seorang pakar hadits (muhaddits) terkemuka di masanya, yang menjadi rawi ke-24 dari rantai silsilah hadits Shahih Bukhari-Muslim dari gurunya asy-Syaikh Mahfudz at-Termasi, guru besar Masjidil Haram yang bermadzhab Syafi’i.
1. Adab Para Salaf Shaleh sebelum Hadir ke Tempat Acara Maulid Nabi Saw.
Sebelum menghadiri acara Maulid Nabi Saw. terlebih dahulu para salaf shaleh melakukan hal-hal berikut ini:
· Berwudhu dengan baik dan sempurna.

Sayyidul istighfar

Sayyidul istighfar adalah bacaan atau doa yang mengrajai atau ketua dari semua istighfar. banyak istighfar tapi sayyidul istighfar inilah raja nya atau paling bagus nya bacaan istighfar. di bawah ini adalah doa sayyidul istighfar :
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya ”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.
Keutamaan:
Do’a Sayidul Istighfar ini mempunyai keutamaan yang sangat besar sekali, yaitu orang yang selalu membacanya dengan yakin akan dimasukkan ke dalam surga.
Hal ini dinyatakan sendiri oleh Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam dalam hadist berikutnya :
ومن قالها من النهار موقنًا بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة ، ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة
” Siapa saja yang mengucapkan sayidul istihgfar pada siang hari dengan yakin, kemudian meninggal dunia sebelum datang waktu sore, niscaya dia termasuk ahli syurga. Dan Siapa saja yang membacanya di waktu malam dengan yakin, kemudian dia meninggal dunia sebelum datangnya pagi, niscaya dia termasuk ahli syurga ” ( HR Bukhari, no : 6306 )
Lalu bagaimana manfaat, dan kutamaan membaca sayyidul istighfar? hadits nabi mengatakan :
صحيح البخاري ٥٨٣١: حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ الْعَدَوِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Shahih Bukhari 5831: Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Al Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Busyair bin Ka’b Al ‘Adawi dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; kamu mengucapkan: ‘ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU ABUU`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU`U LAKA BIDZANBI FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU DZDZUNUUBA ILLA ANTA
(Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan, sekuat kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.) ‘.” Beliau bersabda: ‘Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.’
Sayyid Fadhl Bin Alawiy Maula al-Dawilah (Wafat 1319 H) mengatakan dalam kitabnya Syarh al-Wird al-Lathif:
وسمي سيد الاستغفار لانه جامع للاعتراف والاعتذار وطلب المغفرة والتوبة والتوحيد .
Artinya: Dzikir tersebut dinamai Sayyidul istighfar (Rajanya istighfar) karena di dalamnya mencakup pengakuan dan pernyataan terhadap kesalahan serta permohonan ampunan, taubat dan bukti pengesaan terhadap Allah.
Maksudnya adalah: Dzikir tersebut kepangku naman Rajanya Istighfar karena melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Dari sini dapat dipahami bahwa siapa saja yang membaca Sayyidul istighfar dengan yakin, maka Allah Taala akan memasukkannya ke surga.
PENJELASAN TENTANG BACAAN SAYYIDUL ISTIGHFAR
Setelah kita mengetahui bacaan sayyidul istighfar, alangkah baiknya, jika kita tidak hanya sekedar menghafal doa-doa tersebut, namun harus dipahami dan direnungi makna setiap lafadhnya, sekaligus mengetahui juga akan kandungan dan keutamaan dari doa tersebut.
Berikut penjelasan dari doa tersebut :
1) Allohumma annta robbii (Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku)
Maksudnya kita mengakui bahwa Allah adalah pencipta dan pemelihara kita. Karena Rabb berarti : pencipta ,pemilik dan pemelihara. Pengakuan seperti ini disebut dengan ” Tauhid Rububiyah ” . Maka, doa itu kalau kita panjangkan, kira-kira berbunyi begini : ” Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-Ku, Dzat Yang menciptakanku…dulu saya tidak ada, hanya dengan izin-Mu aku menjadi ada dan masih hidup di dunia ini… Engkau adalah Rabb-ku, Dzat Yang memeliharaku…dulu aku kecil, tidak bisa apa-apa dan tidak tahu apa-apa, hanya dengan Inayah dan Perhatian-Mu, sehingga aku menjadi besar dan tahu banyak hal…Engkaulah Yang memberikan-ku rizki sehingga sampai sekarang aku bisa makan dan minum….
2) Laaaaaa ilaaha illaaaaaa annth (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau), Maksudnya kita mengakui dan menyatakan bahwa di alam ini tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT. Karena ” ilah ” berarti : sesuatu yang disembah , sesuatu yang dijadikan gantungan dan sandaran, sesuatu yang dituju dan dicari ketika terjadi kesulitan. Pengakuan seperti ini disebut dengan ”Tauhid Uluhiyah”. Jadi doa ini kalau dipanjangkan kira-kira berbunyi : ” Tiada yang berhak disembah dan dimintai kecuali Engkau ya Allah…Aku tidak akan meminta hajat kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada akan meminta bantuan kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada minta kesembuhan kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada memohon ampun kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada memohon jalan keluar dalam seluruh masalah kecuali kepadaMu ya Allah…
Inilah inti dari seluruh ibadat kita. Kita sholat, kita berpuasa, kita membayar zakat dan kita melakukan ibadat haji…semuanya berisi ketundukan kepada Allah SWT. Maka, tiada artinya kita sholat tiap hari, tapi kita masih memohon perlindungan kepada selain Allah, kita masih memberikan sesajen di pojok-pojok jalan, di bawah-bawah pohon beringin , di tepi-tepi pantai selatan, di lereng-lereng gunung …yang tujuannya untuk kita persembahkan kepada jin penunggu tempat-tempat tersebut.Tiada artinya kita haji sepuluh atau dua puluh kali, tetapi kita masih datang ke dukun-dukun untuk meminta jodoh, meminta keturunan, meminta pelaris dan meminta jabatan.
3) Kholaqtanii wa ana ‘abduk
(Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu)
Engkau adalah Dzat Yang menciptakan seluruh alam ini, aku hanyalah seorang hamba yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa, kecuali dengan bantuan-Mu..hamba yang tidak mempunyai apa-apa kecuali dengan pemberian-Mu ya Allah.
4) Wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’th (aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu dan membenarkan janji-janji-Mu sekuat tenagaku)
Al ‘Ahdu ( Janji kita kepada Allah ) adalah kita mengakui bahwa Allah adalah Rabb kita, kita telah berjanji kepada Allah, bahwa kita akan melaksanakan seluruh perintah dan larangan-Nya. Janji ini pernah kita sampaikan kepada Allah sewaktu kita berada di sulbi Adam, sebagaimana yang pernah disampaikan Allah swt dalam friman-Nya :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Rabb-mu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” ( Qs Al A’raf : 172 )
Maka do’a tersebut kalau kita panjangkan maka berbunyi : ” Ya Allah, aku dulu pernah berjanji kepada-Mu sewaktu masih di sulbi Adam, untuk mentaati segala perintah-Mu dan menjauhi segala larangan-Mu. Maka akan aku penuhi janjiku tersebut menurut kemampuan dan kekuatanku ya Allah….
Adapun ” al Wa’du “ ( Janji Allah kepada kita ) adalah bahwa Allah akan memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang bermaksiat. Maka doa itu kalau kita panjangkan, maka bunyinya ” Ya Allah aku juga membenarkan janji-Mu, bahwa Engkau akan memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang bermaksiat, oleh karena itu aku akan mentaatimu ya Allah dan meninggalkan larangan-larang-Mu menurut kekuatan dan kemampuanku. ”
5) A’uudzubika minn syarri maa shona’th (aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan jelekku)
Kita harus selalu berlindung kepada Allah dari perbuatan jelek kita. Rosulullah saw sendiri selalu mengajarkan kepada kita agar selalu berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kita dan kejelekan amalan kita. Ini sangat terlihat secara jelas di dalam setiap khutbahnya ketika beliau berdo’a :
” Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan kejelekan amalan kami ”
Jiwa manusia selalu membisikan kejelekan, makanya kita dianjurkan untuk selalu berlindung kepada Allah dari bisikannya, sebagaimana firman Allah swt melaui lisan istri pejabat yang pernah merayu nabi Yusuf as :
وَمَا أُبَرِّىءُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّيَ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
” Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang Sesungguhnya jiwa ini selalu menyuruh kejelekan ” ( Qs Yusuf : 53 )
6) Abuuuuuu-u laka bini’matika ‘alayy (aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku)
Nikmat yang diberikan Allah kepada kita sangat banyak sekali, karena banyaknya sehingga kita tidak bisa menghitungnya, sebagaimana firman Allah swt :
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
”Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah )”
( Qs Ibrahim : 34 )
Seorang hamba yang merasa dan mengakui adanya nikmat tersebut, tentunya akan terus bersyukur …Kalau do’a tersebut dipanjangkan , maka akan berbunyi : ” Ya Allah , aku mengakui bahwa nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku sangat banyak sekali, nikmat kehidupan, tanpa ijin-Mu tidak mungkin aku bisa hidup di dunia ini…nikmat anggota badan yang lengkap, seandainya saja salah satu anggota badan ini engkau cabut …ya Allah , tentunya aku akan mendapatkan kesusahan, terimakasih ya Allah atas nikmat ini…apa yang harus aku balas ya Allah demi mensyukuri nikmat ini….begitu juga nikmat kesehatan yang Engkau berikan kepadaku, sehingga aku bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari dan bisa bekerja dengan baik, jika kesehatan ini Engkau cabut ya Allah, tentunya aku akan mendapatkan kesusahan…terimaksih ya Allah atas nikmat ini.”
7) Wa abuuuuuu-u bidzamm-bii (dan aku mengakui juga atas dosa yang pernah aku perbuat)
Mengakui dosa merupakan syarat diterimanya sebuah istighfar dan taubat. Oleh karenanya, orang yang berdoa harus merasa rendah dan hina di hadapan Allah…harus merasa bahwa dirinya adalah makhluk yang berlumuran dosa dan maksiat…makhluk yang kecil yang tidak mempunyai daya apa-apa. Sebaliknya dia harus mengakui bahwa Allah adalah Maha Suci, Maha Perkasa, Dzat Yang Mampu melakukan apa saja…
Makanya, orang yang takabbur dan sombong jarang mau bertaubat, karena merasa dirinya adalah makhluk yang suci dan tidak pernah salah. Orang seperti ini biasanya hatinya keras dan kasar terhadap sesama. Berbeda dengan orang yang selalu mengucapkan dan merenungi doa sayidul istighfar ini …hatinya selalu lembut… mudah menerima nasehat..mudah terharu..mudah menangis…karena selalu ingat akan dosa-dosanya, dan yang paling penting selalu beristighfar dan banyak bertaubat.
8) Faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaaaaaa annth (maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah)
Ini adalah lafadh istighfar yang sebenarnya, adapun lafadh-lafdah sebelumnya adalah muqaddimah atau pembuka lafadh istighfar ini.
Jadi, kalau kita perhatikan do’a sayidul istighfar ini, akan kita dapatkan bahwa muqaddimah atau pembukanya jauh lebih panjang dari pada do’a istigfhar itu sendiri, kenapa harus begitu ?
Pertama : Salah satu adab berdo’a adalah sebelum kita berdo’a atau memohon sesuatu kepada Allah swt, hendaknya kita dahului dengan amal sholeh atau perbuatan baik, salah satu dari amal sholeh adalah mengucapkan kalimat tauhid, atau menyatakan bahwa tiada Robb dan Ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Diantara amal sholeh juga adalah mengaku nikmat Allah yang diberikan kepada kita dan mengaku dosa yang kita perbuat. Bahkan dalam beberapa hadist disebutkan bahwa sebelum do’a, hendaknya didahului dengan mengucapkan sholawat kepada nabi Muhammad saw….
Keutamaan Do’a Sayidul Istighfar
“Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga.” (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6306 dan 6323), at-Tirmidzi (no. 3393), an-Nasa’i (no. 5522) dan lain-lain.)
Hadist di atas menjelaskan secara gamblang bahwa barang siapa yang mengucapkan atau membaca doa sayidul istighfar dengan menyakini isinya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga. Kenapa bisa begitu ?
Pertama : Karena dia sudah menyatakan ke –Esaan Allah ( bertauhid ) dari hatinya yang paling dalam serta menyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah Taala.
Kedua : Karena dia sudah beristighfar dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
Ketiga : Setelah hatinya kosong dari dosa dan diisi dengan tauhid, tiba-tiba dia mati pada hari itu juga, maksudnya dia belum sempat mengerjakan dosa-dosa lagi, maka tentunya orang seperti ini termasuk ahli surga. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah sallahu alaihi wa sallam :
من لقي الله تعالى لا يشرك به شيئاً دخل الجنة
” Siapa saja yang bertemu dengan Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak menyekutukannya dengan sesuatu, niscaya ia akan masuk syurga ” ( HR Ahmad )
Ini dikuatkan juga dengan hadist lain bahwasanya Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda :
من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة
” ٍSiapa saja yang akhir dari perkataannya ketika meninggal dunia: La ilaha illallohu , niscaya ia akan masuk surga . ”
Demikian seluruh penjelasan tentang bacaan sayyidul istighfar, semoga kelak kita bisa reunian lagi di surga-Nya. Aamiin
اللّهم صلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى الأوَّلين وصلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى الآخِرين وصلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى كلٍ وقتٍ وكلٍ حين وصلِّ وسلِّم وبارك على سَيِّدِنا مُحمَّدٍ فى المَلأِ الأَعلى إلى يومِ الدِّين . اللهم نَسأَلُكَ يا رَحمنُ أَنْ تَرْزُقَنا شَفَاعَتَهُ وَأَورِدْنا حَوْضَهُ وَاسْقِنا مِن يَدَيْهِ الشَّريفَتينِ شَرْبَةً هَنيئَةً مَريئَةً لا نَظْمَأُ بَعدَها أَبَداً اللَّهم كما آمَنَّا بِهِ وَلم نَرَه.. فَلا تُفَرِّق بَيْنَنا وَبَينَهُ حتى تُدخِلَنا مُدخَلَه بِرحمَتِكَ يا أَرحَمَ الرَّاحِمين

Perbanyak istighfar yaa jangan banyak mengeluh, Tuhan menguji segala sesuatu pasti slalu ada pelajaran di dalamnya. Jangan pernah ngerasa bahwa ujian itu ujian terberat dalam hidup. Hidup itu harus banyak melihat mendengarkan dan sedikit berbicara, jadilah orang yg bijak

Sumber 

Nasehat Bapak pada Ananknya

  1. Hanya orang2 yg suka ber-lebih2anlah yg punya sepatu/sandal mahal, apalagi malah mengkoleksinya. karena ketahuilah, saat kalian sedang ramai berpesta, berlalu-lalang di mall, di lobby2 gedung, kurang dari 1% orang yg sempat melirik kaki kalian. Coba buktikan datang ke sebuah acara ramai. bahkan tdk ada yg nyadar kalau engkau datang cuma nyeker. Dan hanya orang2 yg super keterlaluan berlebih2anlah yg membeli jam tangan mahal, karena sungguh, semahal apapun jam miliknya, jarum jam tangannya tidak akan bergerak lebih cepat atau lebih lambat dibanding siapapun
  2. Bahkan motivator paling ulung, group band paling ngetop, orator kelas berat, pernah (dan lumrah saja masih sering) grogi saat tampil di depan umum. Bapak mu bahkan selalu gugup saat bicara di depan umum, jadi santai sajalah, tdk usah cemas. Jgn lupa baca bismillah.
  3. Hidup ini adalah ujian. kenapa begitu? Karena meski kita semua tahu ujian itu berat dan menyebalkan. orang2 tetap saja sibuk membuat UTS, UAS, ujian nasional, ujian semesteran-an, ujian les, dan sebagainya.
  4. Kalau kau ingin mengenali karakter orang dgn cepat dan tepat, perhatikan saja saat ada kejadian yg membuat panik, kaget, atau menakutkan tiba2. dengarkanlah kata yg diucapkannya. perhatikanlah ekspresi wajahnya.
  5. Kalau kau ingin tahu seberapa taat seseorang dgn sunnah Rasul. Maka perhatikan ketika ia berwudhu. Seberapa besar ia membuka keran air.
  6. Anakku, salah-satu syarat mutlak agar kau bahagia adalah: kau bahagia dan (memang) berbahagia melihat orang lain (teman, saudara, bahkan musuh) hidup lebih beruntung.
  7. Cinta sejati tdk pernah datang dari satu-dua kejadian. Satu-dua kalimat. Cinta sejati adalah konsistensi dan komitmen panjang. dan kau tahu, sayang. Ibu adalah cinta sejati-mu (maka berhentilah meng-gombal-i anak gadis orang).
  8. Kelak jika kau sudah besar, kau boleh saja tdk suka, melawan, atau bahkan bertengkar dengan bapak, nak. Tapi jangan sekali-kali. jangan pernah sekali2 kau bilang ‘ah’ pada ibu-mu.
  9. Jangan habiskan waktu untuk berdebat, sedikitlah bicara. Ah iya, karena besok saat kau besar dunia sudah banyak berubah, jgn habiskan waktumu utk ‘menulis’ mendebat sesuatu.
  10. Jangan pernah bingung karena kau harus memilih. Karena di luar sana banyak orang yg hanya punya satu pilihan. Dan lebih banyak lagi yang bahkan satu pun tdk mempunyai pilihan.
  11. Jatuh cinta dgn someone special itu binatang apa? Percayalah, meski seluruh perasaan cinta seperti ini diambil di muka bumi, dunia tetap baik2 saja (apalagi kau yg sedang patah-hati)… Akan tetapi satu saja cinta seorang ibu kepada anaknya diambil, maka seperti rusak sudahlah seluruh kehidupan.
  12. Jangan pernah takut melakukan sesuatu. Kalaupun gagal, kau bisa mengulanginya lagi… lagi… dan lagi… Abraham Lincoln bahkan 8x gagal mencalonkan diri. kau tahu siapa dia? Bapak juga tidak kenal dekat dengan dia, dan tidak tahu persis sebenarnya berapa kali dia gagal.
  13. Ingatlah, ‘pertanyaan yg baik’ selalu lebih baik dibandingkan ‘jawaban yg sempurna’. Mendengarkan selalu lebih baik daripada buncah bicara. sayangnya, ketika kau dewasa kelak, semakin banyak saja orang yg suka bernarsis ria dengan ‘kata-kata’, dan selalu merasa bisa memberikan ‘jawaban yg sempurna’.
  14. Jangan pernah bersedih kalau kau tidak pintar bicara. Hargailah pendapat orang lain, bahkan bila kau benci sekali dgn pendapatnya, dan pendapatnya keliru. Ini akan membedakan seberapa dewasa kau menghadapi liberalisme, demokrasi, dan kata canggih lainnya di masa2 kelak.
  15. Hal yg paling menyedihkan adalah ketika kau ‘menjilat’ dgn seseorang (entah itu atasan, senior, pemilik, penguasa atau sesuatu yg berkepentingan)… dan sebaliknya kau justeru ‘aniaya’ dgn orang lain (entah itu bawahan, yunior, atau orang sederajat dgn dirimu).
  16. Kalau kau ingin kaya, jadilah pedagang, jgn pernah jadi PNS, pejabat, guru, hakim, polisi, dsbgnya… Itu tdk akan pernah membuat kau kaya… Kalau kau ingin hidup tenteram, tenang, maka jadilah petani (sebenar2nya petani)
  17. Berpetualanglah melihat dunia, meski hanya ke kampung sebelah, meski sempat ke kota sekitaran, itu sudah awal yg baik untuk mengenal kehidupan orang lain. Dgn berpetualang, kau akan semakin dewasa. Dan jelas, bapak tdk bisa menceritakan lbh banyak soal dataran tibet sana dibanding kau melihatnya sendiri

Update "musibah" / "anugerah"

Ada yang share "musibah" dianggap gemar mengeluh, ada yang share "anugerah" dinilai suka pamrih. Seolah sudah menjadi sifat umum manusia, pandai melihat kesalahan tapi bodoh menyaksikan kebaikan.

Syiar Malam Tahun Baru

Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah..
Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah..
Majusi menggunakan api untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah..
Dan pada jam 00.00 WIB malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya dalam satu waktu..
Lonceng berbunyi,
Terompet berbunyi,
Kembang api dinyalakan..
Maka benarlah apa yg telah disabdakan Rasulullah 14 abad tahun yg lalu,
Dari Abu Sa‘id Al Khudri,ia berkata:
Rasululah bersabda,
Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal,sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya.
Mereka (para sahabat) bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani.?
Lalu beliau berkata,
Siapa lagi kalau bukan mereka.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sadarkah kita.?
siapa yg pertama kali merayakan tahun baru.?
Orang-orang kafir atau Orang-orang muslim.
Silahkan temukan jawabannya dalam hati masing-masing
Dan ingatlah bahwa Rasulullah telah memberi peringatan kpd orang2 yg menyerupai orang2 kafir
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami (HR.Tirmidzi no.2695)

Oleh: Ubaidillah Bin Idrus Al-habsyi
Sumber: Islamuna.info googlenya aswaja 

ETIKA SEBELUM ILMU

قال الإمام مالك رحمه الله: كانت أمي تجهز عمامتي وأنا صغير قبل ذهابي لحلق العلم، فتقول: يا مالك، خذ من شيخك الأدب قبل العلم
Imam Malik bin Anas bercerita: Saat aku masih kecil, setiap kali akan berangkat mengaji, ibulah yang selalu memasangkan sorbanku. Saat itulah, beliau seringkali berpesan, "Wahai Malik, belajarlah dari gurumu tentang etika, sebelum engkau belajar kepadanya tentang ilmu."
..........
Banyak orang yang salah paham tentang adagium "Etika sebelum ilmu", sehingga menjadi "Etika tanpa ilmu". Belajar etika berarti belajar ilmu etika sekaligus menerapkannya. Sebab, etika, ibadah dan amal, berpotensi besar menjadi hal yang menyimpang jika tidak dilandasi oleh ilmu yang benar.

HATI-HATI DENGAN GELARMU


Numan bin Tsabit atau yang kita kenal dengan Abu Hanifah, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan anak kecil yang berjalan mengenakan sepatu kayu.
Sang imam berkata,
"Hati-hati, Nak dengan sepatu kayumu itu Jangan sampai kau tergelincir."
Sang bocah tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah.
"Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?" tanya si bocah.
"Nu'man namaku," jawab sang imam.
"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a'dhom. (Imam agung) itu..??" tanya si bocah.
"Bukan aku yang memberi gelar itu, Masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku," kata sang Imam merendah.
"Wahai Imam, hati - hati dengan gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu bisa menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertai nya," kata si bocah.
Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis.
Imam Abu Hanifah (Hanafi) bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.
Betapa banyak manusia tertipu karena jabatan, tertipu karena kedudukan, tertipu karena kemaqoman. Jangan sampai kita jadi tergelincir jadi angkuh. Karena Gelar dan Kebesaran.
Sepasang tangan yang menarikmu kala terjatuh lebih harus kau percayai daripada seribu tangan yang menyambutmu kala tiba di puncak kesuksesan.
Hubungilah sahabat mu, sahabat yang baik adalah lentera di kegelapan, kadang cahayanya baru terasa ketika dunia gelap.
~Hasan al Bashri

Biografi Singkat KH Sahal Mahfudh

Kiai Sahal Mahfudh terlahir dengan nama lengkap Muhammad Ahmad Sahal bin Mahfudh bin Abdus Salam. Beliau lahir di desa Kajen, kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, pada tanggal 17 Desember 1937. Tanggal tersebut sebagaimana yang tertera dalam dokumen resmi seperti Kartu Tanda Penduduk dsb. Namun belakangan ditemukan sebuah catatan lama milik ayahandanya yang menerakan tanggal lahir kiai Sahal yang sebenarnya bukanlah tanggal 17 Desember 1937, namun tanggal 16 Februari 1933 M. Data terakhir ini belum banyak dipublikasikan karena memang baru diketemukan kurang lebih dua tahun sebelum kiai Sahal Wafat.
Perbedaan mengenai data tanggal lahir ini penting terutama bagi para peneliti yang bermaksud untuk belajar tentang kehidupan kiai Sahal berdasarkan kronik atau urutan waktu, tanggal maupun usia. Perbedaan data mengenai tanggal lahir ini pula yang menyebabkan adanya perbedaan keterangan yang menyatakan bahwa kiai Sahal ditinggal wafat oleh ayahandanya pada usia 7 tahun, jika merujuk tanggal lahir kiai Sahal adalah tanggal 17 Desember 1937. Namun, kiai Sahal sendiri mengaku bahwa beliau ditinggal wafat oleh ayahandanya ketika berusia 11 tahun, dan ini sangat cocok jika merujuk tanggal lahir beliau adalah 16 Februari 1933.
Perbedaan tanggal lahir ini juga kemudian berdampak pada pernyataan yang tidak sama mengenai pada usia berapa kiai Sahal Wafat. Jika merujuk pada tanggal yang pertama, 17 Desember 1937, maka kiai Sahal wafat pada usia 77 tahun. Namun jika merujuk pada data tanggal lahir yang kedua, 16 Pebruari 1933, maka kiai Sahal wafat pada usia 81 tahun.
Sejak kecil sampai akhir hayatnya, Kiai Sahal tidak pernah lepas dari kehidupan pesantren. Beliau lahir dari Ibundanya, nyai Badi’ah dan ayahandanya, kiai Mahfudh bin Abdus Salam. Jika dirunut lebih jauh, keluarga ini mempunyai jalur nasab sampai kepada KH Ahmad Mutamakkin yang juga diyakini sebagai seorang waliyulloh yang menyebarkan agama Islam di wilayah Kajen dan sekitarnya. Hingga kini, jejak perjuangan KH. Ahmad Mutamakkin masih dapat ditelusuri. KH. Ahmad Mutamakkin wafat dan dimakamkan di desa Kajen, Margoyoso, Pati. Pati adalah kota kecil di wilayah Jawa Tengah. Letak geografisnya yang menjorok ke utara dan tidak dilewati oleh jalur utama antar-propinsi menyebabkan transportasi menuju kota ini tidak mudah dilalui. Desa kajen, tempat kiai Sahal lahir dan berdomisili adalah desa yang masih berjarak kurang lebih 22 km dari pusat kota kabupaten. Namun meski demikian, kondisi ini bukan halangan bagi orang-orang dari berbagai penjuru daerah untuk mendatangi Kota kecil pati, dengan Kajen sebagai salah satu tujuan utamanya.
Sahal muda menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Islam Matali’ul Falah pada tahun 1953. Selepas dari Mathali’ul Falah, beliau melanjutkan pendidikannya di sebuah pesantren di desa Bendo, Pare, Kediri, Jawa Timur hingga tahun 1957. Setelah dari Kediri, kiai Sahal memutuskan untuk memperdalam Ushul Fiqh dengan mengaji secara langsung kepada kiai Zubair di pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah hingga tahun 1960. Selama di Sarang inilah kiai Sahal banyak melakukan diskusi melalui surat-menyurat dengan ulana kharismatik asal Padang yang berdomisil di Makkah al Mukarromah. Karenanya, usai nyantri di Sarang, Rembang, saat berkesempatan menunaikan ibadah haji, kiai Sahal bertemu dan berguru secara langsung kepada Syeikh Yasin al Fadani di Makkah untuk pertama kalinya. Kesempatan untuk bertemu dan berguru lagi kepada syeikh Yasin al Fadani datang untuk kedua kalinya ketika kiai Sahal menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya bersama istri tercinta, nyai Nafisah Sahal. Kesempatan kedua ini merupakan saat dimana kiai Sahal dan nyai Nafisah Sahal banyak menerima ijazah secara langsung dari syekh Yasin.
Meski menghabiskan masa pendidikan dari pesantren ke pesantren, namun disiplin ilmu yang dikuasai Kiai Sahal cukup beragam. Kiai Sahal dikenal bukan saja menguasai keilmuan yang lazim dipelajari di pesantren seperti Bahasa Arab, Tafsir, Fiqh, Hadis, Ushul Fiqh, Tasawwuf, Mantiq, Balaghah dan lain-lain. Namun, lebih dari itu, kiai Sahal merupakan ulama yang fasih berbicara diantara kaum intelektual kota dan para akademisi. Hal ini dikarenakan selain tinggak kecerdasan di atas rata-rata yang dimilikinya, kiai Sahal juga merupakan ulama yang tak pernah lelah belajar. Kiai Sahal selalu bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru yang dirasa bermanfaat untuk dirinya dan masyarakat di sekitarnya. Semangat belajar ini ditunjukkan beliau sejak usia muda yakni dengan berusaha mempelajari bahasa Inggris, bahasa Belanda, tata negara, administrasi dan filsafat melalui kursus privat, baik di Kajen, Pati maupun selama mondok di Bendo, Kediri.
Kiai Sahal memiliki aktifitas yang beragam. Selain sebagai Pengasuh Pesantren Maslakul Huda dan Direktur Perguruan Islam Mathali’ul Falah, beliau juga memimpin beberapa organisasi. Sebelum akhirnya dipercaya menduduki posisi tertinggi dalam organisasi Nahdlatul Ulama, kiai Sahal telah aktif dalam organisasi tersebut semenjak dari level terbawah. Tercatat kiai Sahal pernah menjabat Katib Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Pati sejak tahun 1967-1975. Ketika itu, NU masih menjadi organisasi politik. Beliau juga tercatat pernah menjadi ketua Robithoh Ma’ahid Jawa Tengah dan ketua MUI Jawa Tengah. Aktifitas beliau di NU terus berlanjut hingga kiai Sahal dipercaya sebagai Wakil Rois ‘Am hingga akhirnya Rois ‘Am Nahdlatul Ulama selama tiga kali periode berturut-turut. Yakni pada muktamar NU di Lirboyo pada tahun (1999), kemudian muktamar NU di Solo pada tahun (2004) dan muktamar NU di Makassar (2010). Selain sebagai Rais ‘Am Nahdlatul Ulama, beliau juga dipercaya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Bahkan ketika wafat, kiai Sahal masih dalam masa menyelesaikan masa bhaktinya di kedua lembaga tersebut.
Selain aktif di tinggal nasional, Kiai Sahal juga melakukan gerakan nyata di level lokal. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai lembaga pendidikan, ekonomi dan kesehatan yang diinisiasi oleh kiai Sahal. Namun, meski demikian, kiai Sahal tidak otomatis duduk dalam struktur semua lembaga yang diinisiasinya. Seperti dalam dua bank (BPR Artha Huda Abadi dan BPRS Artha Mas Abadi), kiai Sahal sejak awal pendiriannya tidak duduk dalam struktur kepengurusan bank yang didirikannya itu, serta tidak memiliki saham di dalamnya. Namun beliau secara aktif mensupport lembaga ekonomi tersebut secara kultural dan bersifat konsultatif.
Selain sebagai Rois ‘Am Nahdlatul Ulama dan Ketua Majelis Ulama Indonesia, kiai Sahal juga tercatat sebagai pengasuh Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Ketua Dewan Syariah Nasional, Anggota Dewan Penyantun Universitas Diponegoro, Semarang, Dewan Pembina Yayasan Kesejahteraan Fatayat yang menaungi Rumah Sakit Islam Pati dan Panti Asuhan Darul Hadlonah. Dewan Pembina Yayasan Nurussalam yang menaungi Perguruan Islam Mathali’ul Falah dan Sekolah Tinggi Agama Islam Pati, Rektor INISNU (kini UNISNU) serta masih banyak lagi yang tidak disebutkan dalam tulisan ini.
Meski berat secara fisik, kiai Sahal tetap memilih memimpin organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia itu tanpa berpindah domisili di ibukota. Karena rasa sayangnya terhadap santri dan pesantren, kiai Sahal memilih tetap tinggal di Kajen, di tengah-tengah santri yang menjadi nadi dan semangat hidupnya untuk terus melakukan pengabdian kepada masyarakat demi kemaslahatan umat. Berbagai penghargaan secara nasional dan internasional telah disematkan kepada kiai Sahal. Dari pesantren kiai Sahal membuktikan bahwa berkiprah secara sosial merupakan sebentuk ibadah yang wajib dilakukan oleh manusia untuk menjalankan fungsi kemanusiannya.
Kiai Sahal Mahfudh wafat pada hari jumat, tanggal 24 Januari 2014, pukul 01.00 dini hari. Terbilang sejak tahun 2008 sebenarnya beliau mengalami penurunan kondisi kesehatan, namun semangat beliau untuk terus mengabdi untuk masyarakat membuat beliau terus berusaha memenuhi keinginan umat yang mengharapkan beliau memimpin Nahdlatul Ulama.
Demikian pula saat-saat terakhir hidupnya, setelah enambelas hari di rawat di rumah sakit, beliau memaksa untuk pulang dan meminta untuk di rawat di kediaman beliau. Demikianlah, meski tetap berada dalam pengawasan dokter dan tenaga medis lainnya, kiai Sahal memilih menghabiskan seminggu terakhir hidupnya di antara keluarga dan para santri yang dicintainya. Berdasarkan wasiat yang ditinggalkannya, kiai Sahal akhirnya dimakamkan di komplek pemakaman KH Ahmad Mutammakin, berdekatan dengan makam ibundanya, nyai Badi’iyyah. Di tempat beliau dimakamkan kini itulah selama hidupnya, kiai Sahal secara istiqomah duduk bersimpuh berlantunkan tahlil pada jumat ba’da shubuh.
Oleh: Tutik N. Jannah, Fiqh Sosial Institute Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah Pati Jawa Tengah/ Muslimedianews.