Kamis, 27 Agustus 2015

Islam Nusantara Menurut Maulana Al Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya


Sebenarnya maksudnya Islam di Nusantara, bukan merupakan ajaran atau aliran sendiri. Jadi bagaimana mewarisi Islam yang telah digagas atau dikembangkan para wali-wali dulu. Islam di belahan bumi Indonesia itu punya karakteristik sendiri yang unik. Kalau saja Wali Songo itu tidak coba beradaptasi dengan lingkungan sekitar ketika Hindu dan Budha masih menjadi agama mayoritas, mungkin kita tidak bisa menyaksikan Islam yang tumbuh subur seperti sekarang ini.
Inti Indonesia adalah terletak pada rasa persatuan dan kesatuan. Rasa inilah yang agaknya menjadi barang mahal dan sulit sekarang ini. Rasa itu sesungguhnya yang membingkai keberadaan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Karenanya tugas kita bagaimana terus menjaga NKRI ini dan mengukuhkan Persatuan Bangsa dan Negara.
Indonesia itu tidak disukai kalau ekonominya maju. Karenanya selalu ada upaya eksternal (asing) untuk memperlemah ekonomi Indonesia. Sekaligus terus mengancam NKRI. Ketika
gagal melemahkan dari sisi ekonomi, dilemparlah isu Sunni-Syiah. Begitu merasa gagal dengan isu itu kemudian konflik antar umat beragama seperti insiden di Tolikara Papua.
Intinya cuma satu: MEMECAH BELAH NKRI.
Laut itu punya jati diri, pendirian, dan harga diri. Sehingga betapapun zat yang masuk ke dalam laut melalui sungai-sungai yang mengalir kepadanya, keasinan air laut tidak akan
terkontaminasi. Karena laut itu bisa mengantisipasi limbah-limbah yang masuk. Ikan yang berada di dalam laut pun juga demikian. Ia tetap tawar dan tidak terkontaminasi oleh asinnya air laut. Sedangkan air laut sendiri tidak mengintervensi ikan yang ada di laut. Keduanya mempunyai jati diri yang luar biasa dan bisa hidup bersama, serta saling menghargai dalam “ideologinya” masing-masing.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, laut adalah contoh konkret. Jati diri bangsa, harga diri bangsa, kehormatan bangsa tetep punya kepribadian yang luar biasa, dan kedua-duanya dapat hidup bareng dengan harmoni. Kalau kita bisa meniru kehidupan yang ada di laut, maka bangsa ini akan aman dan enggak bakal ruwet.
Perlu ditegaskan disini bahwa Islam Nusantara tidaklah anti budaya Arab, akan tetapi untuk melindungi Islam dari Arabisasi dengan memahaminya secara kontekstual. Islam Nusantara tetaplah berpijak pada aqidah tauhid sebagaimana esensi ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Arabisasi bukanlah esensi ajaran Islam. Karenanya, kehadiran karakteristik Islam Nusantara bukanlah respon dari upaya Arabisasi atau percampuran budaya Arab dengan ajaran Islam, akan tetapi menegaskan pentingnya sebuah keselarasan dan kontekstualisasi terhadap budaya lokal sepanjang tidak melanggar esensi ajaran Islam.

Senin, 17 Agustus 2015

Pesan KH Askandar [Berasan-Muncar-Banyuwangi] Kepada Keluarga dan Santrinya


Semasa hidupnya KH Askandar atau lebih dikenal dengan Mbah Kandar banyak menyampaikan ajaran kepada keluarga dan para santrinya, serta kepada warga sekitar di berbagai kesempatan. Diantara pesan-pesan itu adalah:
  1. Zaman akhir adalah zaman Ruyung Berkedok Jati, Banyak sekali perguruan-perguruan berkedok islam namun isi ajaranya justru merusak Islam.

Sabtu, 15 Agustus 2015

"Berjodoh dengan Kematian"

Aku telah Dijodohkan dengan Kematian.
Tetapi tidak pernah tau kapan ia akan datang.
Yang pasti, ini adalah sebuah Kenyataan.
Bukan sebuah kebetulan.
.
Ketika Akadnya dijalankan, Apakah aku dalam keadaan Bersih atau kotor.
Sungguh aku tidak tahu.
Yang pasti, itulah yang akan terjadi.
.
Dan aku belum pasti.
Apakah aku akan Sakinah bersamanya.
Didalam sebuah Istana yang luasnya 1×2 Meter saja.
.
Maharnya bukanlah seperangkat alat Solat.
Tetapi seperangkat Amal fi Dunia.
Yang kadarnya tidak terlalu besar, kerana aku bukanlah Ahli Ibadah.
.
Mungkin kelak aku akan dikerumuni oleh lintah, ular, cacing atau Kalajengking sebagai Tetamu Undangan.
.
Yang aku perlukan adalah Doa dari saudara semuslimku.
Agar Allah SWT menerima seperangkat Amalku itu.
.
Dihari pertama aku bersamanya.
Didalam sebuah Istana itu.
Aku akan ditanya oleh Malaikat.
Pertanyaan yang mudah untuk dijawab ketika didunia.
Tetapi sulit untuk dijawab ketika dalam Istana, karena yang menjawab itu adalah Amalanku saja.
.
Yakinlah ini pasti terjadi. Persiapkanlah Mahar sebanyak mungkin.
1) Untuk Meminang.
2) Untuk Dipinang, dengan Kematian...


dari berbagai sumber